Upaya Orangtua Menyelamatkan Anak Di Dunia Dan Akhirat


Judul : Upaya Orangtua Menyelamatkan Anak Di Dunia Dan Akhirat
link : Upaya Orangtua Menyelamatkan Anak Di Dunia Dan Akhirat


Upaya Orangtua Menyelamatkan Anak Di Dunia Dan Akhirat

Kesempatan kali ini kita akan membahas cara bagaimana menyelamatkan anak dari kecelakaan baik itu di dunia maupun di akhirat, sesudah sebelumnya sahabat membaca kondisi bumi pada ketika sekarang. Tips berikut berlaku untuk sahabat yang sedang membina rumahtangga dan ingin diselamatkan dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah, tentram, adem, dan tidak banyak mengalami masalah.
Berikut langkah perjuangan yang mesti kita lakukan sebagai upaya orangtua menyelamatkan anak di dunia dan alam abadi :

Perkenalkan Anak terhadap Agama Islam Sejak Dini
Siapa yang tidak mau memiliki anak yang shaleh dan anak tersebut sanggup menjadi jariah bagi orangtuanya kelak. Maka kenalkanlah Agama pada anak semenjak dini. Banyak cara untuk memperkenalkan anak pada agama Islam yang agung. Misalnya dengan memperdengarkan ayat suci Alqur'an dari semenjak di dalam rahim, perkenalkan dengan daerah ibadah (masjid), ikut pengajian, ajak anak shalat dan secara otomatis anak akan menggandakan gerakan shalat, lakukan pula hal serupa pada ibadah lainnya menyerupai shaum, sedekah, dll. Ingat, siapa yang menanam, niscaya kelak ia akan menuai.

Bekali Anak Agama yang Cukup
Menuntut ilmu wajib hukumnya, ilmu apapun itu. Baik ilmu yang bersifat umum maupun ilmu agama. Dalam hal ilmu keagamaan akan mengantarkan kepada keselamatan dunia dan alam abadi mereka. Sebagaimana dalil yang tercantum pada Al-Qur'an maupun hadits dan keterangan berikut ini :
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan alam abadi maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu pula". 
Jelaslah dikatakan di dalam hadits di atas bahwa untuk memperoleh kesenangan di kehidupan dunia ataupun alam abadi harus memiliki ilmu yang cukup. Orang yang berilmu tentu saja berbeda dengan orang yang tidak memiliki ilmu, termasuk dalam hal nasib di kemudian harinya. Dijelaskan dalam QS. Az-Zumar: 9), firman Allah SWT :
"Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang sanggup mendapatkan pelajaran". (QS. Az-Zumar: 9).
Dan Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu sebagai akad Allah :
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". (QS. Al-Mujadilah : 11).
Selain disekolahkan di sekolah umum, hendaknya dimasukkan pula ke sekolah agama (diniyyah). Apalagi kekinian banyan pesantren modern yang bukan hanya mendalami ilmu agama saja, tapi lengkap dengan ilmu umum lainnya, sehingga anak yang masuk pesantren tidak perlu khawatir menjadi udik dan ketinggalan zaman. Misalnya pada pesantren-pesantren Persatuan Islam atau forum pendidikan Islam terpadu lainnya.

Miris sekali ketika orangtua sangat memperhatikan kemampuan anaknya dalam menguasai ilmu umum saja. Sebagian hingga mendatangkan guru belajar khusus semoga anaknya pandai Matematika atau Sains, tanpa memperhatikan apakah putra-putri mereka bisa membaca atau menulis Al-Qur'an, atau ilmu agama lainnya. Padahal keselamatan paling infinit sesudah di dunia yaitu keselamatan di akhirat, dimana semoga selamat di alam abadi pastinya diharapkan ilmu agama.

Jadilah Orangtua sebagai Teladan bagi Anak
Banyak orangtua telah berupaya memperlihatkan pendidikan agama melalui madrasah atau pesantren, tetapi itu belumlah cukup. Kebanyakan para orangtua merasa telah menunaikan kewajibannya mendidik anak jikalau sudah dititipkan ke pesantren. Padahal tugas orangtua dalam mendidik anak di rumah harus lebih porsinya dibanding di sekolahan. Di antaranya orangtua harus menjadi contoh bagi putra-putri mereka.
Anak secara tidak pribadi akan melihat kemudian memperhatikan kemudian menilai apa yang dilakukan orangtuanya sehari-hari. Apalagi anak kecil yang polos, niscaya ia akan protes jikalau perintah dari orangtua ia laksanakan, tapi sebaliknya orangtua tidak pernah melaksanakan hal tersebut.

Tegas dalam Mendidik Anak
Ada orangtua yang sangat rajin beribadah, shalat tidak pernah ketinggalan berjamaah di mesjid, shaum penuh di bulan Ramadhan, bahkan amalan yang sifatnya sunat pun tidak pernah terlewat. Namun, anak mereka dibiarkan melaksanakan maksiat, tak pernah melarang dan tak pernah pula memerintah mereka terhadap kebaikan. Sebagian mereka telah merasa cukup dengan memperlihatkan contoh saja buat anak-anaknya. Ini dihentikan kita lakukan! Selain memberi contoh perlu juga bersikap tegas ketika mendidik mereka semoga menjadi anak yang sholeh dan sanggup berbakti.

Dampingi Usaha di atas dengan Do'a
Ikhtiar yang dilakukan belum cukup. Harus pula didampingi dengan do'a. Meminta kepada Allah SWT yang Maha Mencipta dan Maha Mengurus, semoga belum dewasa kita semoga mereka dijadikan anak yang sholeh dan sholehah.

Semua komponen usaha menyelamatkan anak tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain, tidak sanggup dipisahkan. Apabila sudah berikhtiar, berupaya dan berusaha serta berdo'a, maka serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Semoga sahabat pembaca goresan pena ini dibimbing dan dituntun oleh Allah selalu berada di jalan yang benar. Amin.