Hasil Jejak Dakwah Dan Pendidikan Rasulullah Saw


Judul : Hasil Jejak Dakwah Dan Pendidikan Rasulullah Saw
link : Hasil Jejak Dakwah Dan Pendidikan Rasulullah Saw


Hasil Jejak Dakwah Dan Pendidikan Rasulullah Saw

Ketika membaca tarikh, sejarah sirah Nabawiyah umat seringkali merasa terbuai dengan heroisme Rasulullah saw dan para sahabat pada perang badar atau berdecak kagum membaca fenomena revolusi tanpa pertumpahan darah Fathu Makkah. Akan tetapi umat Islam seringkali hanya terpaku pada romantisme sejarah tanpa ada realisasi untuk beruswah kepada Rasulullah saw dan para sahabat. Ada memang sebagian umat yang mengikuti jejak langkah beliau, tetapi seringkali tanpa melalui tahapan-tahapan yang jelas, sehingga yang menjadi aktivitas utama mereka hanyalah konfrontasi pribadi berhadapan dengan musuh melalui senjata dan perang.

Para sahabat pasca Nabi saw wafat bisa melebarkan sayap dakwah, di antaranya mengalahkan dua Negara adidaya ketika itu, yakni Romawi dan Persia, sehingga Islam menyebar ke seantero jagat raya. Apa gerangan yang menciptakan para sahabat memenangkan pertempuran dengan mengorbankan harta dan jiwa? Ternyata hal tersebut tidak serta merta dan tiba-tiba begitu saja, tetapi itu merupakan hasil jejak dakwah dan pendidikan Rasulullah saw yang telah berhasil menggembleng, menanamkan aqidah dan menancapkan keimanan dalam dada-dada kaum muslimin sahabat nya waktu itu.

Para penggagas gerakan sosial di negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia, seringkali merujuk buku-buku karya Paulo Freire (1921-1997) atau karya-karya kaum kiri dalam upaya mendidik kaum tertindas. Padahal ada pendidikan yang lebih dahsyat yang pernah ada di bumi ini, yakni pendidikan cara Nabi Muhammad saw yang pendidikannya melampaui batas pendidikan kritis cara Paulo Freire. Nabi saw bisa membebaskan belenggu perbudakan insan dan memerdekakan insan dari menghambakan kepada berhala, menuju mengabdi hanya kepada Allah swt semata.

Rasulullah saw pada periode Makkah tidak pribadi berkonfrontir dengan kafir Quraisy, namun dia melaksanakan rekruitmen, dakwah, kaderisasi dan pendidikan. Dalam sejarah Nabi kita baca Nabi saw dakwah dalam dua fase, yakni dakwah sirriyah (rahasia) dan dakwah jahriyah (terang-terangan). Dalam dakwah secara diam-diam yang berlangsung selama tiga tahun, dia merekrut istrinya sendiri Khadijah, kemudian Sahabat Ali bin Abi Thalib, Sahabat Abu Bakar As-Shidiq dan sesudah berkumpul sejumlah orang, Nabi saw melaksanakan dakwah dan pendidikan di rumah Arqam ibn Abil Arqam, yang kebanyakan mereka ialah kaum lemah.
Muhammad Sa'id Ramdhan al-Buthy dalam kitab Fiqhu Sirah menyebutkan ketika orang-orang yang menganut Islam lebih dari tiga puluh pria dan wanita, Rasulullah saw menentukan salah seorang dari mereka, yaitu rumah al-Arqam ibn Abil Arqam sebagai daerah pertama untuk mengadakan training dan pengajaran. Dakwah pada tahap ini menghasilkan sekitar empat puluh pria dan perempuan penganut Islam. Kebanyakan mereka ialah orang-orang fakir, kaum budak, dan orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kedudukan.

Siapakah al-Arqam ibn Abil Arqam al-Makhzumi ra itu? Ragib As-Sirjani menjelaskan, dialah orang yang menyambut dengan hangat kedatangan dakwah Islam di dalam rumahnya, padahal hal ini sangatlah berbahaya dan beresiko besar selama tiga belas tahun penuh di kota Makkah. Perlu diketahui pula bahwa al-Arqam berasal dari Bani Makhzum, yakni sebuah kabilah yang selalu ingin bersaing untuk meraih pundi kemuliaan dengan Bani Hasyim. Namun, ia berani menyambut Rasulullah saw yang berasal dari Bani Hasyim sebagai tamu di dalam rumahnya.

Pemimpin kabilah Bani Makhdzum ialah Abu Jahal sendiri, ia seorang berandal dan lalim bin bengis; paling keji dan paling galak di Kota Makkah. Kalau saja ia mengetahui ada anggota kabilahnya yang menyambut kedatangan Muhammad serta para sahabat dia di dalam rumahnya, pasti malapetaka besar dan petaka dahsyat akan menimpanya. Meskipun demikian, al-Arqam ibn Abil Arqam ra tetap menyambut kedatangan dia di atas semua resiko ini. Dengan taruhan yang besar ini, ia korbankan dirinya demi membela Islam. Padahal usianya gres menginjak enam belas tahun.

Hasil jejak dakwah dan pendidikan Nabi saw tersebut, melahirkan sahabat-sahabat yang siap membela Islam dan umat Islam. Mereka dengan rela mempertahankan aqidah walau penderitaan menderita atau bahkan walaupun menghadapi selesai hidup di ujung pedang sekalipun; mereka rela meninggalkan rumah dan keluarga untuk hijrah ke Madinah, mereka rela mewakafkan diri dan mengorbankan segala potensi yang dimiliki baik harta maupun jiwa, dengan begitu kita melihat generasi dengan militansi yang sangat hebat.

Besar impian dengan mengetahui jejak dakwah dan pendidikan Rasulullah serta usaha para sahabat, sanggup membekas kepada umat Islam ketika ini. Marilah kita muhasabah dan berbuat dengan amal saleh, menghidupkan semangat keislaman kita dengan berpijak berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah.
Penulis, Asep Sobirin.