Cara Menghadapi Godaan Duniawi


Judul : Cara Menghadapi Godaan Duniawi
link : Cara Menghadapi Godaan Duniawi


Cara Menghadapi Godaan Duniawi

Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa kesenangan dunia yang tanpa didasari iman hanyalah merupakan kesenangan tipuan saja. Disebut tipuan, lantaran banyak orang yang lalai dan ketinggalan urusan keakhiratannya lantaran sibuk dengan urusan duniawinya itu. Dikiranya akan bertemu dengan kesenangan tetapi justru kehinaan yang dialami. Belum lagi kesengsaraan kelak di akhirat. Ada yang tertipu dengan gemerlapnya harta kekayaan, ada yang tertipu dengan tingginya jabatan, dan ada yang tertipu  lantaran ingin menerima popularitas. Yang pada ujungnya apa yang terbayak nikmat dan senang itu tidak tercapai sama sekali. Yang dirasakan hanyalah kerepotan untuk mengurusnya, bahkan mungkin kehinaan yang dialami.

Supaya kita tidak tertipu dan tidak tergiur dengan kesenangan bahan ibarat itu maka hendaklah memenuhi hatinya dengan iman dan taqwa. Perwujudan iman dan taqwa harus terlihat dalam ahlaq dan perbuatan sehari-hari. Dalam bahasan akhlak Islami ada beberapa hal sebagai perwujudan keimanan dan ketaqwaan. Antara lain tiga macam cara, yaitu adanya perilaku zuhud, wifat wara', dan qana'ah. Tiga perilaku ini insya Allah sanggup menjaga insan dari tipuan godaan dunia.

Perama, zuhud. Orang sering mengartikan bahwa zuhud ini yakni membenci urusan dunia dan menyenangi urusan akhirat. Ada juga yang beropini dengan pengertian definisi zuhud sebagai berikut:
Zuhud berdasarkan bahasa: Meninggalkan kecenderungan hati terhadap sesuatu. Menurut Istilah jago hakikat : zuhud yakni meninggalkan kesenangan dunia lantaran mencari kesenangan akhirat. 
Menurut definisi ini sanggup disimpulkan bahwa orang yang zuhud yakni orang yang memprioritaskan kesenangan darul abadi daripada kesenangan dunia, dan hatinya tidak tersandera oleh kecenderungannya untuk mengejar kesenangan duniawi. Orang yang zuhud tidak tergiur dengan kesenangan materi, baik berupa harta, jabatan, pangkat atau kedudukan yang sekiranya sanggup mengorbankan kesenangan kelak di akhirat. Ia rela untuk hidup prihatin asalkan kesenangan darul abadi sanggup tercapai. Oleh alasannya yakni itu kesenangan dunia bukan tujuannya. Sehingga terlihat dalam hidup dan kehidupannya itu sederhana, bersahaja, tidak konsumtif mewah. Dia tidak akan tergiur lagi dengan kesenangan semu. Dan ia akan merasa senang dengan kesederhanaannya itu.

Akan tetapi jangan salah paham bahwa zuhud itu harus membenci dunia. Kehidupan zuhud yakni kehidupan yang bersahaja diadaptasi dengan kebutuhan dan pendapatannya, lantaran hanya keridlaan Allah lah yang ia cari. Sikap zuhud tidak berarti bahwa seseorang terus menerus membisu di masjid tanpa perjuangan dan kasab.

Kedua, wara', artinya kehati-hatian dalam menghadapi sesuatu. Dalam salah satu pengertian definisi wara' diterangkan sebagai berikut:
Wara' yakni menghidarkan diri dari yang syubhat-syubhat lantaran dikhawatirkan juth kepada yang haram. Dan ada yang menyampaikan bahwa wara' itu yakni membiasakan diri terus menerus melaksanakan perbuatan baik. 
Orang yang mempunyai sifat wara' akan berhati-hati dalam hidupnya. Ia tidak akan berani memakan sesuatu kalau belum terang status aturan halalnya. TIdak akan berani melaksanakan sesuatu perbuatan kalau tidak terang duduk perkaranya. Dan tidak akan berani mempunyai sesuatu kalau belum terang kepemilikannya. Wara' ini bahu-membahu yakni sifat orang yang bertaqwa. Karena orang yang bertaqwa selalu membiasakan diri untuk meninggalkan sesuatu atau tidak melaksanakan sesuatu walaupun kelihatannya halal, yang sekiranya pada hasilnya menjadikan ancaman bagi dirinya. Dengan memunculkan perilaku wara', insya Allah seseorang tidak akan tertipu dan tidak akan mengalami marabahaya. Allah swt akan melindunginya.

Ketiga, perilaku hidup qana'ah. Dalam bahasa agama pengertian definisi qana'ah sebagai berikut:
Qana'ah dalam pengertian bahasa: Rela mendapatkan bab (dari Allah) untuk dirinya. Menurut istilah: Tenteramnya hati (tidak galau gulana atau bimbang) manakala tidak terealisasi apa yang ia inginkan. 
Dengan sifat qana'ah seseorang sanggup mengatasi stress dan depresi. Ia akan menyadari bahwa hidup dan kehidupannya itu ada yang mengaturnya, yaitu Allah swt. Tinggal bagaimana cara ia menyikapi ukuran dan ketentuan Allah swt itu. Karena pada suatu dikala yang namanya insan akan mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Ada dikala gembira, ada dikala sedih, ada dikala untung dan ada saatnya rugi. Semuanya itu harus diterima dengan kesadaran, kepasrahan kepada Allah yang Maha kuasa, dan kesabaran. Bersyukur ketika subur dan bersabar ketika rezeki dan miliknya semakin pudar.

Dengan tiga macam perilaku itulah, insya Allah segala macam godaan dunia, bahkan marabahaya, akan sanggup teratasi dengan baik, dan Allah akan membimbingnya ke jalan yang benar. Demikian agar ada guna dan manfaatnya.