Pentingnya Pendidikan Pergaulan Bagi Keluarga


Judul : Pentingnya Pendidikan Pergaulan Bagi Keluarga
link : Pentingnya Pendidikan Pergaulan Bagi Keluarga


Pentingnya Pendidikan Pergaulan Bagi Keluarga

Berdasarkan hasil riset di 12 kota besar di Indonesia disebutkan bahwa 62,1 persen siswi Sekolah Menengah Pertama pernah bekerjasama intim alias berzina dan 22 persen siswi SMU pernah melaksanakan Aborsi. Selain itu banyak pula kasus lain menyerupai pelecehan kepada perempuan yang dilakukan bawah umur dan cukup umur kepada sesamanya atau bahkan dilakukan antara saudara pria kepada saudara perempuannya.
Ada banyak hal yang sanggup mencegah fenomena di atas, salah satunya yakni yang menjadi inti itu semua yakni pendidikan pergaulan bebas di keluarga. Pendidikan pergaulan dinilai perlu disampaikan di kalangan keluarga mengingat keluarga merupakan sumber pendidikan yang utama dan pertama untuk seorang anak dan remaja.
Pendidikan pergaulan di sini bukan dalam pengertian bagaimana cara melaksanakan kekerabatan suami istri, tetapi upaya pengajaran dan penerapan wacana masalah-masalah yang diberikan pada anak, dalam perjuangan menjaga anak dari kebiasaan yang tidak etis serta menutup segala kemungkinan ke arah kekerabatan pergaulan yang terlarang.
Pendidikan pergaulan untuk keluarga juga harus diterapkan kepada anak sesuai dengan usia mereka, sesuai dengan fase perkembangan mereka. Menurut para psikologi pase perkembangan mereka itu yakni sebagai berikut:
1. Masa Pra Pubertas
Fase ini ada pada usia antara 7-10 tahun. Pada tahap ini anak bisa diajari untuk mengenali identitas diri berkaitan dengan organ biologis mereka dan perbedaan antara pria dan perempuan. Pada masa ini juga anak diberi pengertian wacana meminta izin dan memandang sesuatu dikala akan memasuki kamar orang tuanya
2. Masa Pubertas
Fase ini ada sekitar usia 10-14 tahun. Pada tahap ini anak harus diberi klarifikasi mengenai fungsi biologis secara ilmiah, batas kesopanan, sopan santun pergaulan laki-laki, dan menjaga kesopanan, serta harga diri. Anak harus dijauhkan dari banyak sekali rangsangan yang sanggup membangkitkan, menyerupai bioskop, buku-buku yang senonoh, buku-buku yang memperlihatkan aurat perempuan dengan pakaian-pakaian ketat dan sebagainya.
3. Masa Adolesens
Fase ini disebut juga fase cukup umur sekitar 14-16 tahun. Pada tahap ini yakni fase yang paling kritis dan penting. Naluri ingin tahu dalam diri anak semakin meningkat. Pada masa ini juga anak sudah siap menikah (ditandai dengan mulai berfungsinya seluruh alat-alat organ), maka anak bisa diberi pelajaran wacana etika kekerabatan pergaulan yang benar.
4. Masa Adolesens (Masa Pemuda)
Setelah masa adolesens masuklah mereka ke masa cowok dan pemudi, pada masa ini anak diberi pelajaran wacana etika "menjaga diri" kalau belum bisa melaksanakan pernikahan.

Dengan upaya-upaya di atas mudah-mudahan keluarga dan lingkungan kita bisa terhindar dari permasalahan sosial terkait penyimpangan pergaulan yang semakin hari kian menjadi-jadi.

Literatur : Memahami Esensi Pendidikan untuk diterapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat dan Peranan Keluarga bagi Pendidikan Anak.