Kecerdasan Anak Dipengaruhi Oleh Komunikasi Orang Bau Tanah Semenjak Dini


Judul : Kecerdasan Anak Dipengaruhi Oleh Komunikasi Orang Bau Tanah Semenjak Dini
link : Kecerdasan Anak Dipengaruhi Oleh Komunikasi Orang Bau Tanah Semenjak Dini


Kecerdasan Anak Dipengaruhi Oleh Komunikasi Orang Bau Tanah Semenjak Dini

Penelitian yang dilakukan oleh  Betty Hart dan Todd Risley dalam buku berjudul Meaningful Differences in the Everyday Experience of Young American Children, telah menyimpulkan bahwa "Anak yang sering diajak komunikasi oleh orang tuanya semenjak dari kecil bahkan ketika masih dalam kandungan akan lebih mempunyai kecerdasan".
Risetnya tersebut semula menganalisa sikap 42 orang bau tanah kepada bayinya selama tiga tahun. Penelitian tersebut dilakukan kepada bayi usia 7 bulan sampai 36 bulan. Seluruh sikap orang bau tanah kepada bayi dan juga interaksi bayi dengan orang dan lingkungan sekitar dicatat. Hasil penelitian itu ditulis sekitar enam tahun dengan jumlah halaman 30.000 berisi deskripsi penelitian, coding serta hasil dari penelitian tersebut.

Dari hasil riset panjang itu ditemukan adanya korelasi antara kesuksesan akademis seorang anak dengan jumlah kata yang diucapkan orangtua pada sang anak sampai usia tiga tahun. Tiga hasil penting dari penelitian Hart dan Risley lainnya adalah:
  1. Kemampuan bahasa dan IQ anak tergantung dari seberapa sering orangtua mengajak anaknya bicara.
  2. Sukses akademis anak di usia sembilan dan 10 tahun dipengaruhi banyaknya kata atau pembicaraan yang mereka dengar dari lahir sampai usia tiga tahun.
  3. Orangtua dengan anak yang punya kemampuan akademis lebih bicara lebih sering dengan anak mereka, ketimbang orangtua yang kemampuan akademis anaknya kurang.
Dalam buku tersebut disimpulkan juga bahwa ada korelasi antara status sosial ekonomi dengan seberapa banyak kata yang didengar anak semenjak lahir. Berikut ini penjelasannya:
  1. Bayi dari keluarga kalangan profesional rata-rata mendengar 2.100 kata per jam.
  2. Bayi dari keluarga kelas pekerja rata-rata mendengar 1.200 kata per jam.
  3. Bayi dari keluarga kurang bisa rata-rata mendengar 600 kata per jam.
Sehingga jikalau disimpulkan, bawah umur dari keluarga yang sosial ekonominya lebih tinggi mendengar 3,5 kata lebih banyak dari keluarga dengan status sosial ekonomi di bawahnya. Ketika si anak berusia tiga tahun, anak dari keluarga kalangan profesional sudah mendengar lebih dari 30 juta kata. Apakah perbedaan pengetahuan soal jumlah kata ini mempengaruhi performa anak di sekolah menjadi lebih baik? Hart dan Risley yakin memang demikian.

Dijelaskan Risley, yang paling mempengaruhi sebetulnya bukan status sosial ekonomi keluarga si anak. Tapi seberapa banyak kata yang mereka dengar dan seberapa sering orangtua mengajak ngobrol. Makara meskipun anak tiba dari keluarga kalangan profesional namun jarang diajak mengobrol, skor akademisnya mungkin saja tidak terlalu baik. Sedangkan anak dari kelas pekerja dan punya orangtua yang sering mengajak mengobrol serta diskusi, perfoma di sekolahnya bisa sangat baik.

Kedua peneliti itu melihat adanya korelasi yang besar lengan berkuasa antara mengajak anak bicara semenjak dini dengan prestasi mereka. Anak yang mendengar kata lebih banyak ketika ia masih bayi bisa memakai lebih banyak kata ketika mereka dites di usia tiga tahun. Dan ketika bawah umur ini dites di kelas tiga, performa mereka dalam tes perbendaharaan kata dan membaca lebih baik. Sehingga kesimpulan kesudahannya menyatakan bahwa Kecerdasan Anak Dipengaruhi oleh Komunikasi Orang Tua Sejak Dini.