Budaya Bakir Balig Cukup Akal Gaul Anak Muda Cerdas


Judul : Budaya Bakir Balig Cukup Akal Gaul Anak Muda Cerdas
link : Budaya Bakir Balig Cukup Akal Gaul Anak Muda Cerdas


Budaya Bakir Balig Cukup Akal Gaul Anak Muda Cerdas

Budaya gaul anak remaja - Bila tak mempunyai rambut gimbal, ngomong atau nulis tak pake bahasa yang nggak kebaca anak muda kini sering dikatain nggak gaul. Kalo ngga gape main poin blank, winning eleven atau ngga andal game online (gak sering nongkrong di warnet) disebutnya juga bukan anak punky yang gaul, bahkan kalo seumur-umur kita belum pernah nginjek pub dan diskotik, kita super ngga gaul, kacida (kata urang sunda mah).

Pokoknya kalo kita punya label brand anak gaul, yang lain minggiiirrr! Tapi, sayangnya, banyak yang nafsirin sosok anak gaul dengan arti yang dangkal dan agak ganjil. Anak SD kini mah aib kalo belum merokok, disangka ngga gaul, anak remaja Sekolah Menengah Pertama berlomba-lomba ngumpulin koleksi artis-artis idolanya ala JKT'45, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, Cowboy Junior, dll. Malu kalo temannya main ke kamarnya ngga ada foto si Salshabilla Adriani atau si Nabilah Ratna Ayu. Anak SMU aib abis kalo masih jomblo dan ngga tau trik-trik menarik perhatian. Anak mahasiswa apalagi, banyak yang sudah ngga aib kalo sudah ngga virgin lagi. Iih ngeri yah, masa sih anak gaul mesti mirip itu? Apa bener anak gaul mesti punya ciri-ciri kayak yang diceritakan tadi?Sobat muda yang shaleh dan tetap ceria, coba deh kita tengok lagi kamus bahasa Indonesia kita, di sana terang dikatakan bergaul artinya bercampur, berbaur, bermasyarakat.

Bersumber dari kamus bahasa gaul sendiri, ternyata bergaul itu artinya supel, pintar berteman, nyambung diajak ngomong, periang, cerdas, dan serba tau info-info yang aktual, tajam dan terpercaya alias luwes wawasan. So.., ngga sempurna dong kalo label anak gaul hanya diberikan kepada mereka-mereka yang punya puber, berpenampilan supergirl, makannya burger tapi kerjaannya cuma udar-ider.

Dengani tu kayaknya sebutan anak gaul lebih cocok buat sobat muda yang cerdas, luwes dan berwawasan luas, kalem, berpenampilan adem, jiwanya tentrem, kerjanya baca buku sampe malem dan hobinya shalat malem, plus ngga ketinggalan anak gaul itu mesti rame tapi ngga bikin rese. Sepakat??? Lawan dari gaul ialah “kuper” alias kurang pergaulan. Sobat, dulu orang praktis aja ngecap seseorang itu anak gaul atau kuper. Kalo anaknya hip-hip hura kemana-mana bawa ganknya, penampilan nyentrik pake baju gaul korea, ditengteng gadget terbaru di tangan, ke kampus bawa Kawasaki Ninja berbaru teranyar, itu anak gaul. Sebaliknya, kalo anaknya pendiam, pemalu, lugu, penampilan alakadarnya pokona mah ngolot dah, itu terang mereka sebut anak kuper bahkan sebagian orang kerap mengidentikkan kekuperan dengan jilbab atau hijab dan peci, alias “nyantri”, yang mojok di pinggiran keramaian kota.

Waw.. Astaghfirullahal adzim... But.. jangan khawatir sobat muda cerdas, lantaran ternyata di sekolah-sekolah favorit, di kampus-kampus bonafid, di perumahan-perumahan elit bahkan di kursi-kursi direktur mereka itu orang yang berpenampilan nyantri. Bahkan kalo sahabat perhatiin mereka yang berprestasi juara kelas dan siswa teladan, ketua senat pembela aspirasi umat, teknokrat yang taat, ilmuwan yang penuh pemahaman, hartawan yang dermawan, dan dokter yang berakhlak mulia, berubah menjadi menjadi sosok gaul yang berbaur dengan masyarakat dan membawa rahmat bagi mereka.

Naah itu dia sesungguhnya remaja muda yang bener-bener gaul.. wah mau ya jadi anak gaul yang dicintai kerabat, sahabat dan masyarakat di dunia dan akhirat. Hidup dengan lezat tapi tidak seenaknya. Lalu.. gimana kira-kira caranya??? Berikut pesan buat kita semua, termasuk buat ane... wacana arti hakikat dan makna pergaulan yang sebenarnya.
  1. Mari kuasai informasi. Filsafat modern menyampaikan siapa yang menguasai informasi dialah yang menguasai dunia. Sobat, ingatlah di dunia ini hanya ada dua pilihan, dipengaruhi atau mempengaruhi. Jadilah Mr. Info yang serba tau dan jangan pernah ketinggalan berita-berita terkini dan tercanggih, sehingga kalo temen kau butuh info sesuatu, pastikan bertanya sama kau dan menerima jawaban yang memuaskan. Jangan kalah sama mereka yang otaknya dijejali dengan menghapal seleb-seleb yang sama zodiaknya, lagu-lagu teranyar yang dirilis boys-band favoritnya, dll. Kalo sudah jadi Mr. Info, insya Allah ngga bakalan ada orang yang berani ngecap kau kuper. Tapi ingat, tidak semua yang kita tau harus kita lakoni.
  2. Musti ada nilai plus kesalehan. Salah satu indikator dari kesalehan ialah baik budi pekerti/akhlak. Ngga ada kisah orang yang ngga demen sama anak shaleh. Anak-anak, remaja, pintar balig cukup akal dan orang tua, semuanya suka anak yang berbudi pekerti baik. Bukankah ketika Rasul ditanya oleh para sahabat, siapakah yang di antara hamba Allah yang paling dicintai Allah, dia menjawab, “Yang terbaik budi pekertinya”. (At-Thabrani). 
  3. Mempunyai sahabat sejati. Kenapa harus ada sahabat sejati buat kita? lantaran insan itu mirip satu sayap yang tidak sanggup terbang tanpa sayap yang satunya, dan di sanalah peranan seorang sahabat sejati yang mengokohkan kita ketika kita oleng, yang mengingatkan kita ketika kita khilaf, yang menuntun kita ketika kita buta. Teman sejati inilah yang tidak dimiliki oleh belum dewasa gaul yang meninggal dengan tragis tanggapan over takaran lantaran obat yang diberikan “sohib” karibnya. Teman sejati juga tidak sanggup dimiliki dalam kehidupan tak bernorma ala homo homini lupus, siapa yang berpengaruh dia yang dapat, ambil kesempatan urusan belakangan, sehingga timbullah makhluk-makhluk selingkuh, khianat dan munafik. Itulah kesannya kalo kita salah pilih sahabat kepercayaan, kita merasa ditusuk dari belakang, sakit sekali dan di alam abadi kita sanggup gigit jari.Keempat, kalo sudah punya sahabat sejati sebagai pegangan, berlakulah mirip ikan di maritim yang hidup di air asin tapi tubuhnya tidak berasa asin. Jangan menutup diri, berbaurlah, tapi jangan lebur. Ingat pesan Rasul, “Orang mukmin yang bergaul dengan orang lain dan tabah menghadapi gangguan mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak tabah menghadapi gangguan mereka (At-Tirmidzi). Bukankah shalat berjamaah lebih utama daripada sendirian? Bukankah amal jama’i lebih mengesankan daripada amal sendirian? Dan bukankah sabda Rasul, “ Orang yang paling baik ialah orang yang paling banyak keuntungannya untuk manusia”.
Demikian pesan remaja gaul buat anak muda cerdas, hakikat pergaulan masa kini di tahun 2017 ini. Semoga makna gaul buat anak remaja kita acuannya bukan budaya barat yang super ngaco.