Judul : Remaja Dan Pergaulan Bebas | Artikel Makalah
link : Remaja Dan Pergaulan Bebas | Artikel Makalah
Remaja Dan Pergaulan Bebas | Artikel Makalah
Di bawah ini merupakan artikel / makalah perihal Remaja dan Pergaulan Bebas pada masa kini. Semoga dengan goresan pena makalah / artikel ini sanggup mengatasi dari dampak negatif atau dampak jelek dari pergaulan bebas diantara remaja. Amin
Usia remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke cukup umur dengan gejala khusus pada tubuh dan jiwanya. Para mahir pendidikan sependapat dengan definisi bahwa remaja ialah mereka yang berusia antara 13 tahun hingga dengan 18 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi sanggup dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk sanggup dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari referensi hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menjadikan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda ialah tulang punggung bangsa, yang dibutuhkan di masa depan bisa meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini biar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya perihal pentingnya memperlihatkan filter perihal perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain yang sanggup mengakibatkan terjangkitnya penyakit menular.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari efek globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara kebiasaan itu tidak cocok dengan moral ketimuran.
Pada ketika ini, kebebasan bergaul sudah hingga pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas sanggup bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran semenjak awal masa remaja.
Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapat pacar. Pengertian pacaran dalam periode globalisasi isu ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah dikarenakan telah mengandung sebelum nikah.
Oleh alasannya itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan perihal idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak mirip impian kita, sebaliknya impian tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran bahwasanya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memperlihatkan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian biar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang sanggup mengakibatkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua sanggup memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga biar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan bahwasanya kurang bermanfaat.
Penyelesaian problem dalam pacaran membutuhkan kolaborasi orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak oke dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini ialah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut memberikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi problem pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memperlihatkan bimbingan pendidikan pergaulan antar sesama secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan perihal kematangan kedewasaan serta segala akhir baik dan jelek dari pergaulan bebas. Orangtua hendaknya memperlihatkan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan mempunyai latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih gampang menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pemikiran yang terang perihal perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan penelitian di banyak sekali kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melaksanakan hubungan pergaulan yang dihentikan moral dan agama. Celakanya, sikap pergaulan bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman referensi hidup bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan sepertinya berkembang semakin serius. Pakar specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melaksanakan hubungan bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari banyak sekali penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, mirip Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 kemudian tercatat remaja yang pernah melaksanakan hubungan pergaulan pranikah mencapai 29,9 persen.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada bawah umur yang duduk di tingkat SMP (SMP). Tingginya angka hubungan pergaulan yang dihentikan di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah pengguguran ketika ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah orang yang menggugurkan kandungannya alasannya pergaulan yang salah ketika ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja.
Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Dari sisi kesehatan, sikap pergaulan bebas sanggup menjadikan banyak sekali gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk menggugurkan kandungan, juga menjadi salah satu penyebab munculnya bawah umur haram yang tidak diinginkan.
Keadaan ini juga bisa dijadikan materi pertanyaan perihal kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. pergaulan pra nikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker verbal rahim. Jika hubungan tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak terpengaruhi referensi hidup pergaulan bebas, jikalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu ketika akan terpengaruhi pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku pergaulan bebas terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang bau tanah dan selektivitas dalam menentukan teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada sahabat dekatnya ketimbang dengan orang bau tanah sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan organ tubuh di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan pergaulan suami istri secara vulgar. Pendidikan Kesehatan organ tubuh di kalangan remaja bukan hanya memperlihatkan pengetahuan perihal organ paling utama saja, tetapi ancaman akhir pergaulan bebas, mirip penyakit menular dan sebagainya. Dengan demikian, bawah umur remaja ini bisa terhindar dari percobaan melaksanakan pergaulan bebas.
Dalam keterpurukan dunia remaja ketika ini, anehnya banyak orang bau tanah yang hambar angsa saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang bau tanah dengan alasan sibuk alasannya termasuk tipe jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih bahagia menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.
Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, tayangan klip lagu dangdut saja, ketika ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang sekwilda”, alias sekitar wilayah dada. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.
Demikian artikel perihal remaja dan pergaulan bebas.
Sahabat arena mungkin ada yang memerlukan isu perihal tentang otomotif inilah harga kendaraan beroda empat terbaru honda CR-V 2016. Semoga bermanfaat..!!
Usia remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke cukup umur dengan gejala khusus pada tubuh dan jiwanya. Para mahir pendidikan sependapat dengan definisi bahwa remaja ialah mereka yang berusia antara 13 tahun hingga dengan 18 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi sanggup dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk sanggup dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari referensi hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menjadikan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda ialah tulang punggung bangsa, yang dibutuhkan di masa depan bisa meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini biar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya perihal pentingnya memperlihatkan filter perihal perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain yang sanggup mengakibatkan terjangkitnya penyakit menular.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari efek globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara kebiasaan itu tidak cocok dengan moral ketimuran.
Pada ketika ini, kebebasan bergaul sudah hingga pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas sanggup bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran semenjak awal masa remaja.
Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapat pacar. Pengertian pacaran dalam periode globalisasi isu ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah dikarenakan telah mengandung sebelum nikah.
Oleh alasannya itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan perihal idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak mirip impian kita, sebaliknya impian tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran bahwasanya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memperlihatkan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian biar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang sanggup mengakibatkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua sanggup memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga biar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan bahwasanya kurang bermanfaat.
Penyelesaian problem dalam pacaran membutuhkan kolaborasi orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak oke dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini ialah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut memberikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi problem pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memperlihatkan bimbingan pendidikan pergaulan antar sesama secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan perihal kematangan kedewasaan serta segala akhir baik dan jelek dari pergaulan bebas. Orangtua hendaknya memperlihatkan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan mempunyai latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih gampang menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pemikiran yang terang perihal perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan penelitian di banyak sekali kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melaksanakan hubungan pergaulan yang dihentikan moral dan agama. Celakanya, sikap pergaulan bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman referensi hidup bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan sepertinya berkembang semakin serius. Pakar specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melaksanakan hubungan bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari banyak sekali penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, mirip Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 kemudian tercatat remaja yang pernah melaksanakan hubungan pergaulan pranikah mencapai 29,9 persen.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada bawah umur yang duduk di tingkat SMP (SMP). Tingginya angka hubungan pergaulan yang dihentikan di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah pengguguran ketika ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah orang yang menggugurkan kandungannya alasannya pergaulan yang salah ketika ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja.
Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Dari sisi kesehatan, sikap pergaulan bebas sanggup menjadikan banyak sekali gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk menggugurkan kandungan, juga menjadi salah satu penyebab munculnya bawah umur haram yang tidak diinginkan.
Keadaan ini juga bisa dijadikan materi pertanyaan perihal kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. pergaulan pra nikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker verbal rahim. Jika hubungan tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak terpengaruhi referensi hidup pergaulan bebas, jikalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu ketika akan terpengaruhi pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku pergaulan bebas terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang bau tanah dan selektivitas dalam menentukan teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada sahabat dekatnya ketimbang dengan orang bau tanah sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan organ tubuh di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan pergaulan suami istri secara vulgar. Pendidikan Kesehatan organ tubuh di kalangan remaja bukan hanya memperlihatkan pengetahuan perihal organ paling utama saja, tetapi ancaman akhir pergaulan bebas, mirip penyakit menular dan sebagainya. Dengan demikian, bawah umur remaja ini bisa terhindar dari percobaan melaksanakan pergaulan bebas.
Dalam keterpurukan dunia remaja ketika ini, anehnya banyak orang bau tanah yang hambar angsa saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang bau tanah dengan alasan sibuk alasannya termasuk tipe jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih bahagia menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.
Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, tayangan klip lagu dangdut saja, ketika ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang sekwilda”, alias sekitar wilayah dada. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.
Demikian artikel perihal remaja dan pergaulan bebas.
Sahabat arena mungkin ada yang memerlukan isu perihal tentang otomotif inilah harga kendaraan beroda empat terbaru honda CR-V 2016. Semoga bermanfaat..!!