Judul : Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak | Makalah Pendidikan
link : Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak | Makalah Pendidikan
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak | Makalah Pendidikan
Latar Belakang makalah Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak pada mata kuliah perkembangan penerima didik. Individu insan ialah makhluk Tuhan yang paling tepat bila dibanding dengan makhluk-makhluk lainnya. Meskipun pada ketika kelahirannya anak insan tampak ibarat kurang berdaya bila dibanding dengan anak hewan, misalnya, ia bersama-sama mempunyai potensi yang sangat besar. Dengan aneka macam potensi yang dimilikinya, anak insan bisa berkembang dan mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya baik secara fisik maupun psikis.Selama terjadinya proses perkembangan tersebut, berperan atau kuat aneka macam faktor. Fakrot-faktor yang mensugesti perkembangan itu ada tiga yakni Hereditas, lingkungan dan Kematangan.
PEMBAHASAN Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Berkenaan dengan upaya pendidikan, unsur biologis dan perseptual merupakan salah satu faktor perkembangan anak yang cukup esensial untuk diperhatikan. Alasan ini bukan semata-mata alasannya ialah pertumbuhan biologis (hereditas), lingkungan dan kematangan merupakan proses perkembangan individu yang paling tampak, alasannya ialah faktor-faktor ini sangat terkait bersahabat dengan perkembangan aspek sikap dan segi-segi mental lainnya.
2.1 Hereditas
Setiap spesies, termasuk manusia, mempunyai suatu prosedur tertentu untuk mewariskan karakteristik-karateristik bawaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme tersebut sanggup dipahami melalui prinsip-prinsip pewarisankebudayaan.
Kehidupan individu (manusia) tumbuh dari sel reproduksi yang disebut dengan gametes el reproduksi yang berasal dari orang tua. Sel reproduksi dari pihak ayah disebut sperma dan dari pihak ibu dikenal sebagai sel telur. Sperma dan sel telur inilah yang membuat gosip genetika sebagaimana terkandung dalam struktur-struktur molekuler yang disebut dengan gen.
Gen ialah unit-unit gosip keturunan atau bawaan yang bertindak sebagai ”blueprint” bagi sel untuk mereproduksi diri dan untuk menghasilkan protein yang mempertahankan kehidupan. Gen-gen ini membentuk kromosom. Setiap sperma atau sel telur insan terdiri dari 23 kromosom.
Secara fisik, gen ialah bagian-bagian pendek dari DNA-DNA merupakan suatu molekul yang kompleks yang memuat gosip genetik. Dalam perkembangan individu, DNA menunjukkan bantuan dengan dua cara. Pertama, DNA memuat aba-aba gosip genetika yang dibutuhkan organisme disaat berkembang. Kedua, DNA sanggup menunjukkan gosip ini melalui kemampuannya untuk membelah diri dan memproduksi. Pada ketika kini para andal psikologi anak beropini bahwa hereditas lebih banyak mensugesti sifat-sifat manusia, diantaranya sebagai berikut :
- Jenis kelamin, Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi cukup umur lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, laki-laki mulai pada umur 12 tahun.
- Ras atau bangsa. Oleh beberapa andal antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
- Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek dan anggota keluarga lainnya yang tinggi.
- Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
2.2 Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan insan semenjak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua insan yang berada dalam lingkungan hidup itu. Interaksi antara individu dengan lingkungan sosial itulah yang memungkinkannya untuk melakukan tugas-tugas perkembangan sehingga akan sanggup mencapai keterampilan-keterampilan tertentu yang dituntut sesuai dengan tingkat perkembangannya. Disinilah kiprah lingkungan nampak, sehingga dibutuhkan lingkungan sanggup menunjukkan stimulasi-stimulasi bagi berlangsungnya perkembangan secara masuk akal dan lancar.
Dalam interaksi sosial, insan semenjak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga. Disinipun insan berguru beradaptasi pada nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan diikuti oleh anggota-anggota kelompok dalam lingkungan keluarga itu. Oleh karenanya keluarga ialah forum sosial pertama yang dikenal oleh anak dalam rangka proses perkembangan anak.
Interaksi insan dengan lingkungannya semenjak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan. Disinilah kiprah faktor intra individual yang berupa potensi-potensi psikis ibarat minat, motivasi dan sebagainya untuk diaktualisasikan oleh individu dengan pemberian dari pendidik-pendidik tidak hanya menanti kapan individu bangkit, melainkan harus berupaya supaya potensi-potensi yang ada pada penerima didik sanggup teraktualisasikan secara baik.
Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik (terutama orang tua), maka anak senantiasa berusaha membuat lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses perkembangannya.
2.3 Kematangan
Perkembangan yang dialami penerima didik membawa mereka ke arah kematangan. Kematangan ini akan tercapai bila mereka sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan ialah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock & Yussen). Kematangan sanggup meliputi antara lain kematangan fisik atau jasmani, kematangan sosial, kematangan emosional, kematangan dalam cara berpikir dan bersikap, serta kematangan sekolah.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi sesudah berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan dengan tegap alasannya ialah dada dan bahunya semakin bidang sedang anak perempuan berjalan melenggang alasannya ialah pinggulnya yang membesar.
Kematangan sosial ditandai oleh sikap sosial yang mantap sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga yang mulai mencicipi adanya tanggungjawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat.
Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi semakin berkurang dan bahkan berhenti sama sekali.
Kematangan dalam berpikir dan bersikap sangat bersahabat hubungannya dengan kematangan sosial dan emosional. Peserta didik mulai bisa berpikir dan bersikap cukup umur dalam memecahkan aneka macam masalah.
Kematangan sekolah ialah suatu kondisi dimana anak telah mempunyai kesiapan yang cukup memadai baik fisik, psikologis, kognitif, dan sosial dalam memenuhi tuntutan lingkungan formal atau sekolah yang akan dimasukinya.
Jika kematangan telah hingga pada titik siap berkembang, maka berguru sanggup dimulai (Hurlock). Kematangan dan berguru akan berlangsung beriringan. Anak harus mencapai kematangan tertentu sebelum mereka sanggup belajar. Masa itu disebut sebagai ”teachable moment”. Hurlock juga menyebutkan adanya tiga patokan yang sanggup membantu memilih kesiapan anak untuk berguru sesuatu, yaitu :
- Adanya perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari
- Minat yang berjalan terus dan menjadi semakin kuat
- Hasil dari kegiatannya harus lebih baik alasannya ialah belajar.
Meskipun konflik pendapat tetap berlangsung diantara para andal berkenaan dengan penentuan faktor apa yang paling kuat terhadap perkembangan individu, pada prinsipnya sanggup disimpulkan bahwa ada tiga faktor secara umum dikuasai yang perlu dibicarakan, yaitu :
- Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan merupakan sesuatu yang diwariskan dari orang tua.
- Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman-pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
- Faktor kematangan ialah urutan perubahan yang dialami oleh individu secara teratur.
Saran
Sebagai calon pendidik, kita harus mengetahui faktor-faktor yang mensugesti perkembangan penerima didik, yaitu hereditas, lingkungan dan kematangan. Karena hal-hal tersebut ternyata sangat kuat terhadap perkembangan penerima didik baik dalam hal menangkap pelajaran di sekolah, pergaulannya dengan teman sebaya dan lain-lain. Selain itu faktor-faktor tersebut pun sanggup membantu kita mengenali penerima didik yang mengalami perubahan hingga tercapainya kematangan baik fisik atau jasmani, sosial-emosional serta berpikir dan bersikap.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Wardani dkk. 1984. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka. Dekdikbud.
R. Semiawan, Prof. Dr. Conny. 1998. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Depdikbud.
Silahkan baca artikel menarik lainnya pada situs arena teman membahas wacana : Kumpulan kata kalimat mutiara.