Karakteristik Dewasa Dan Permasalahan Pergaulannya


Judul : Karakteristik Dewasa Dan Permasalahan Pergaulannya
link : Karakteristik Dewasa Dan Permasalahan Pergaulannya


Karakteristik Dewasa Dan Permasalahan Pergaulannya

Masa usia remaja yaitu masa paling berkesan dan banyak diingat selama hidup manusia. Di ketika itu karakteristik remaja sedang mengalami perubahan sehingga mengakibatkan banyak sekali duduk kasus serta permasalahan dalam pergaulannya tersebut. Apa dan bagaimana karakter usia remaja tersebut? serta apa saja permasalahan pergaulan remaja masa kini? simak dalam uraian artikel di bawah ini.

Usia remaja yaitu masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa kemudian yaitu di awal kala ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada ketika itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa angin kencang dan tekanan (storm and stress) hingga kini masih banyak dikutip orang.

Pendapat lain mengenai masa remaja yaitu dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Dari pendapat ini mengakibatkan adanya empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering mengakibatkan masalah pada diri remaja sehingga mengakibatkan kenakalan remaja.

Sedangkan berdasarkan Gunarsa menulis perihal beberapa karakteristik remaja yang sanggup mengakibatkan banyak sekali permasalahan pada diri remaja, yaitu:
  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akhir perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan alasannya yaitu banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Dalam tinjauan teori perkembangan manusia, usia remaja yaitu masa ketika terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan mendasar dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja bisa mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berafiliasi dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

1. Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akhir perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berafiliasi dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Dalam suatu penelitian dinyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan mencicipi ketidakpuasan pada dua atau lebih dari potongan tubuhnya, khususnya pada potongan pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang hiperbola perihal penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan sikap makan yang maladaptiv. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan penampilan badan ini sanggup sebagai menunjukan awal munculnya gangguan makan ibarat anoreksia atau bulimia.

Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi yaitu kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan simpulan hidup pada remaja penyebab terbesar yaitu karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

2. Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun perjuangan untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini tampaknya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja memakai narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka memakai berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu alasannya yaitu ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, pembiasaan dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.

Lain halnya kebanyakan remaja melaksanakan sikap berisiko dianggap sebagai potongan dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja yaitu penggunaan rokok, alkohol dan narkoba. Tiga jenis imbas yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
  • Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
  • Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
  • Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang mempunyai lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
3. Cinta dan Hubungan Antar Jenis
Salah satu akhir dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja laki-laki dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.

Dalam suatu goresan pena dikatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis mencakup sekumpulan emosi yang saling bercampur ibarat rasa takut, marah, hasrat, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.

Tipe cinta yang lain yaitu cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu ketika muncul keinginan individu untuk mempunyai individu lain secara bersahabat dan mendalam, dan menunjukkan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang cukup umur daripada percintaan remaja.

4. Permasalahan pergaulan remaja
Dengan telah matangnya organ-organ pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan pergaulan bebas. Problem perihal pergaulan pada remaja yaitu berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan pergaulan bebas, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang dihentikan dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan, kehamilan dan aborsi kandungan, dan sebagainya.

5. Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang sanggup mempengaruhi korelasi orang renta dengan remaja yaitu : pubertas, kebijaksanaan sehat logis yang berkembang, fatwa idealis yang meningkat, keinginan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, sobat sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.

Beberapa konflik antara remaja dengan orang renta hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari ibarat jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik ibarat ini jarang mengakibatkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.

Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang renta memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang renta yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.

6. Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Akhir-akhir ini banyak orang renta maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa belum dewasa mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa gundah terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa gundah ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.

Pengawasan terhadap tingkah laris oleh orang cukup umur sudah sulit dilakukan terhadap remaja alasannya yaitu lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal sikap remaja menjadi sangat penting semoga remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang renta maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika beliau berbuat salah.

Dari beberapa bukti dan fakta perihal remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga sanggup menjadi wacana bagi orang renta untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan sikap mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.