Instrospek Diri Muhasabah Dalam Pandangan Islam


Judul : Instrospek Diri Muhasabah Dalam Pandangan Islam
link : Instrospek Diri Muhasabah Dalam Pandangan Islam


Instrospek Diri Muhasabah Dalam Pandangan Islam

Alloh SWT membuat insan dengan sempurna. Manusia dikaruniai Alloh SWT berupa logika yang fungsinya untuk berfikir. Alloh juga menganugrahkan hati kepada insan yang fungsinya untuk memilih atau tetapkan suatu hal dan Alloh juga memperlihatkan fisik kepada insan yang berfungsi untuk melaksanakan segala hal yang disebut dengan sikap.

Setiap orang pasti memiliki fatwa atau pendapat yang berbeda-beda. Seperti kalau kita menilai seseorang pasti berbeda-beda pandangannya, contohnya berdasarkan sipulan beliau itu baik hati, ramah, dan sopan. Sedangkan berdasarkan sipulan lainnya beliau itu orangnya sombong, dan tidak punya sopan santun.

Siring kali kita temukan seorang yang pandai atau pandai, ia suka menasehati orang lain secara panjang lebar supaya orang yang dinasehati sanggup merubah sikapnya yang jelek. Namun sering menasehati orang, semakin pula orang yang dinasehati merasa bosan. Kebanyakan orang yang sering menasehati orang lain tetapi dirinya pun bersikap jelek. Oleh lantaran itu kita perlu introspeksi diri (muhasabah) sebagai muslim, jangan hanya sanggup mengekstrospeksi diri orang lain. Meskipun kita tahu bahwa itu ialah perbuatan terpuji, tetapi kita harus melihat diri kita sendiri sebelum orang lain.
Firman Alloh ta`ala dalam QS. Qaf ayat 16 - 19 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلأِ نْسَانَ وَنَعْلَمُ مَاتُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدِ . اِذْ يَتَلَقَّ اْلمُتَلِقِّيَنِ عَنِ اْليَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ . مَايَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ . وجَآءَتْ سَكْرَةُ اْلمَوْتِ بِاْلحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدٌ .
“Dan sesungguhnya, kami telah membuat insan dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih erat kepadanya dari pada urat lehernya. (ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk disebelah kanan dan yang lain disebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Dan datanglah sakaratul ajal dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kau hindari.” (QS. Qaf : 16-19)
Dari uraian ayat di atas, kita sanggup mengetahui betapa pun kecilnya ucapan dan perbuatan kita akan dicatat dan akan diperlihatkan kepada kita suatu dikala nanti. Dari sinilah pentingnya berintrospeksi diri kita sebagai seorang muslim dalam menilai dan menimbang-nimbang amal yang telah kita lakukan. Manusia hidup di dunia hanya sementara, Alloh SWT membuat insan yaitu untuk beribadah kepadanya.setiap gerak-gerik, langkah-langkah dan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan akan selalu di catat oleh kedua malaikat.

Segala perbuatan yang kita lakukan akan di pertanggung-jawabkan di hari akhir. Manuasia tidak sanggup menghindar dari segala ketentuan-ketentuan Alloh SWT yang maha gagah dan maha bijaksana.Maka introspeksi sangat penting untuk memperbaiki diri.

1. Pengertian Introspeksi
Istilah introspeksi berasal dari bahasa latin : intro yang artinya dalam dan spektare artinya melihat. Introspeksi sering juga disebut restrospeksi, retro artinya kembali dan spektare artinya melihat. Introspeksi atau retropeksi diartikan sebagai alat untuk perbaikan diri dengan melihat kembali segala kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
William Stern (1987 : 9) menyampaikan :”Bahwa dengan cara introspeksi masih ada bagian-bagian kejiwaan yang tidak sanggup diselidiki atau diketahui,yaitu bagian-bagian yang berada diluar batas kesadaran dimana hasil yang di peroleh selalu kurang lengkap”. Dalam bahasa Arab, kata introspeksi dikenal dengan nama Muhasabah. Muhasabah merupakan salah satu cara dalam pelatihan diri dan pengembangan diri.

Dalam proses pelatihan diri bukan hanya dengan introspeksi, tetapi harus dibarengi dengan ekstrospeksi.Karena dengan introspeksi masih ada suatu kejiwaan yang kita tidak sanggup ketahui atau sulit diketahui.Tetapi kita perlu untuk menilai atau melihat perbuatan-perbuatan orang lain,yaitu untuk membandingkan antara perbuatan yang selalu kita lakukan dengan perbuatan yang selalu orang lain perbuat.Apabila perbuatan kita lebih buruk dibanding orang lain,maka kita harus sanggup merubah diri kita supaya lebih baik dari sebelumnya.
Firman Alloh ta`ala dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 :
يَاأَ يُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَاقَدَّمَتْ لِغَدٍ ...
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)... (QS. Al-Hasyr : 18)
Dalam uraian ayat diatas dijelaskan bahwa kita sebagai muslim, diperintahkan oleh Alloh SWT untuk bertaqwa kepadanya serta harus memperhatikan dirinya terhadap apa-apa yang telah diperbuat semasa hidup didunia. Dengan cara introspeksilah kita sanggup membantu atau memberi proteksi serta perbaikan pada diri sendiri. Seseorang yang asalnya selalu berbuat kejelekan, hingga dibenci orang lain, kemudian suatu dikala beliau sadar atas perbuatan yang beliau lakukan yaitu dengan cara introspeksi.

Introspeksi sanggup menjadi cermin dan barometer untuk menasehatisekaligus menjadi hakim yang jujur bagi orang yang bersungguh-sungguh ingin meningkatkan kualitas dirinya menuju jalan kecintaan dan keridhaan Alloh SWT.
Introspeksi dilakukan dengan memerlukan waktu yang lama, yaitu secara bertahap-tahap dan tidak sanggup dilakukan secara sekaligus. Maka introspeksi sangat penting bagi semua umat yaitu untuk perbaikan diri supaya sanggup membuatkan potensi diri.

Apabila insan menghabiskan hidupnya sesuai dengan cita-cita dan kemauan hawa nafsunya tanpa kontrol dan perhitungan, maka insan akan berlebih-lebih dalam perbuatannya. Seperti yang dilakukan orang ndeso yang suka menghambur-hamburkan hartanya. Sedangkan Alloh SWT benci pada orang-orang yang berlebih-lebihan.
Terkadang insan tidak menyadari bahwa dirinya selalu diawasi, selalu di catat segala amal perbuatannya. Karena Alloh SWT mengutus dua malaikat yang ditugaskan untuk mencatat semua perbuatan insan yang baik dan yang buruk. Maka sudah sewajarnya seorang muslim mengarahkan dirinya untuk melaksanakan pelatihan diri yaitu dengan berintrospeksi terhadap perbuatan-perbuatan yang telah diperbuat yang baik maupun yang jelek.

2. Cara-cara Berintropeksi Diri Dalam Islam
Berintropeksi diri merupakan suatu perjuangan yang mengandung banyak nasihat yang besar, karna berintropeksi diri merupakan cermin bagi diri untuk merubah dan memperbaiki segala perbuatan-perbuatan yang telah terjadi dimasa lampau.
Adapun cara-cara berintropeksi diri dalam islam antara lain:
2.2.1. Mendekatkan diri kepadsa Alloh SWT
Mendekatkan diri kepada Alloh SWT banyak caranya, yaitu sanggup dengan membiasakan diri untuk sholat tahajud, shalat dluha, shaum senin dan kamis, bershadaqah, berdzikir, dan membantu atau menolong orang yang dalam kesusahan.
Rasululloh Saw telah bersabda : Dari Abu Hurairoh ra. Ia berkata : telah bersabda Rasululloh Saw :
”Seutama-utama shalat selain fardlu ia sholat malam”. HR Muslim.
Dengan membiasakan diri untuk sholat malam atau tahajud, hati hati dan pikiran akan terasa tenang. Dan disinilah kesempatan kita untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan minta ampunlah kepadanya atas segala yang telah diperbuat, lantaran Alloh SWT maha pengampun lagi maha penyayang.
Rasulullah Saw telah bersabda :
Dari Zaid bin Arqam ra. Bahwasanya Rasulullah Saw telah bersabda :
“shalat orang yang banyak bertaubat itu ialah ketika anakanak unta kepanasan”. HR. Tirmidzi
Selain dari shalat malam atau tahajud ialah shalat dhuha yang dikerjakan pada waktu terbit matahari, yaitu kirakira jam 8 hingga jam 10. shalat dluha juga merupakan bab dari cara mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
Rasulullah Saw telah bersabda : Dari Abu Hurairoh ra bersabda Rasululloh Saw “janganlah kau mendahului ramadhan dengan shaum sehari atau dua hari, kecuali seorang yang biasa bershaum maka boleh ia bershaum padanya”.

Dalam uraian hadits diatas, bahwa tidak boleh seseorang shaum sehari atau dua hari sebelum rhamadhan, kecuali ia sanggup bershaum senin kamis, akan terjaga dari hawa nafsu syetan.
Rasululloh Saw telah bersabda :
Dari Babu Hurairoh dari Nabi Saw, bersabda:
“Tujuh orang dilindungkan merekaoleh Alloh SWT pada pernaungannya dihari yang tidak ada pernaungan melainkan pernaungannya, kemudian ia sebut hadits itu, dan didalamnya : dan seorang laki laki bershadaqoh dengan satu shadaqoh, tetapi ia sembunyikan beliau hingga kirinya tidak tahu apa yang dibelanjakan oleh kanannya” (Muttafaqun alaih)
Dalam uraian hadits di atas dijelaskan bahwa segala yang selalu dikerjakan oleh tangan yang kanan jangan hingga diketahui oleh tangan kiri, ibarat halnya dalam bershadaqoh, apabila bershadaqoh dengan alasannya ialah ingin mendapat perhatian dari orang lain, maka kita berusaha untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
Rasululloh Saw telah bersabda :
Dari Abu Hurairoh ra. Ia telah berkata : Telah bersabda Rosululloh Saw “Barang siapa berkata {yang artinya} : maha suci Alloh SWT dan dengan memujinya {aku berbakti}; seratus kali, pasti digugurkan dari padanya dosa dosanya, walaupun sebanyak buih laut” Mutafaqun Alaih.
Berdzikir dengan mengingat Alloh SWT itu merupakan bab dari cara mendekatkan diri kepadanya, dalam hadits diatas dijelaskan bahwa akan digugurkan atau dihapus segala dosa dosanya yaitu dengan memujinya.

Menolong orang yang dalam kesusahan juga merupakan bab dari mendekatkan diri kepada Alloh SWT, lantaran menolong merupakan suatu kewajiban bagi muslim untuk saling tolong menolong.
Firman Alloh Ta’ala dalam Q,S. Al Maidah :2
“............dan tolong menolonglah kau dalam {mengerjakan}kewajiban dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan .........” {Q,S. Al maidah : 2}
dengan mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT berarti berusaha untuk mengakibatkan dirinya lebih baik dari sebelumnya, kerena mendekatkan diri kepadaNya ialah salah satu bab dari cara cara berintropeksi dalam islam.

2.2.2. bertafakur berarti memikirkan atas segala insiden yang telah diperbuat, untuk mendapat solusi atau balasan dari yang telah dilakukan. Bertafakur dikerjakan ditempat yang sunyi atau sepi, ibarat didalam mesjid, supaya tidak terganggu orang lain.
Orang yang selalu ingat apa yang diperbuatnya atau sibuk menilai ‘aib dirinya sendiri ialah merupakan orang yang beruntung.
Seperti sabda Nabi Saw :
Dari Anas ra. Berkata : Nabi Saw bersabda “Beruntunglah orang yang selalu di ingatkan oleh ‘aib dirinya sendiri dari npada ‘aib orang lain”. {HR. Al Bazar}

2.2.3. Mengingat yang telah diperbuat
mengingat hampir sama dengan bertafakur {berpikir}, mengingat berarti berusaha untuk memutar kembali memori yang ada dalam diri atas segala yang telah diperbuat, sedangkan bertafakur atau berpikir berarti mencari solusi atau balasan atas segala yang diperbuat.
Dalam mengingat terdapat beberapa macam perbuatan yang telah terjadi, antara lain :
1. Perbuatan yang baik
perbuatan yang baik sanggup dijadikan sebagai modal utama untuk mempertahankan atau membuatkan perbuatan tersebut, contohnya pada waktu yang telah lampau selalu menolong orang lain yang dalam kesusahan atau berbakti serta berbuat baik pada orang tua, perbuatan ibarat inilah yang harus dikembangkan minimal dipertahankan.

2. Perbuatan yang buruk
perbuatan yang buruk sanggup dijadikan materi renungan atau materi koreksi supaya perbuatan tersebut tidak terulang kembali. Apabila bersungguh sungguh dalam memperbaiki diri atas apa yang telah terjadi, berarti berusaha untuk merubah atau berusaha meninggalkan perbuatan yang jelek. Meminta ampulah kepada Alloh SWT, lantaran dialah yang maha pengasih lagi maha penyayang dan akseptor taubat. Bertaubat ialah menghentikan perbuatan dosanya dan menyesal serta memiliki tekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Firman Alloh SWT dalam Q.S. Hud : 3
“ dan hendaklah kau memohon ampunan kepada tuhanmu dan bertaubatlah kepadanya, pasti beliau akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu hingga waktu yang telah ditentukan. Dan beliau akan memperlihatkan karunianya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jikalau kau berpaling, maka sungguh saya takut kau akan ditimpa azab pada hari yang besar {kiamat}.
Dalam uraian ayat di atas dijelaskan bahwa apabila berbuat dosa maka mohon ampunlah kepada Alloh SWT, dan apabiala berpaling dari Alloh maka akan ditimpa azad pada hari kiamat.
Dari kedua perbuatan itu, mana yang lebih dominan. Apakah lebih mayoritas pada perbuatan baik atau mayoritas pada perbuatan buruk ? apabila lebih mayoritas pada perbuatan baik maka harus ditingkatkanlah atau dikembangkan lagi, tetapi apabila lebih mayoritas kepada perbuatan buruk maka segeralah mwmohon ampunan pada Alloh SWT.

Kesimpulan dari hasil pembahasan yang penulis kemukakan sebagai berikut :
  • Introspeksi diartikan sebagai alat untuk perbaikan diri dengan melihat kembali segala kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
  • cara cara berintropeksi diri dalam islam, antara lain sanggup dengan mendekatkan diri kepada Alloh SWT, bertafakur kepada Alloh SWT, mengingat yang telah diperbuat. 
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca ialah :
  • Kepada seluruh hamba Alloh, mulailah untuk berintrospeksi diri, jangan hanya mengekstrospeksi diri orang lain.
  • perbaikilah segala perbuatan-perbuatan buruk yang telah diperbuat, dan minta ampunlah pda Alloh SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
  • Koreksilah diri sendiri sebelum dikoreksi orang lain.
  • Besyukurlah kepada Alloh atas segala kenikmatan yang telah Ia berikan kepada hambanya.
DAFTAR PUSTAKA
· H.M. Anis Matta. Lc. 2002. Model Manusia Muslim, Syaamil Cipta Media. Bandung.
· Haris Firdaus. 2002. Generasi muda Islam Diambang Kehancuran, Mujahid. Bandung.
· Antonius Atosokhi Gea S. Th. MM, Dkk. 2003. Relasi Dengan Diri Sendiri, Gramedia. Jakarta.
· Drs. Zulkifli L. 1987. Psikologi Perkembangan, Remaja Rosda Karya. Bandung.
· Al-Qur`an dan Terjemah. 2004. PT Syaamil Cipta Media. Jakarta.
· Drs. H. Abu Ahmad. 1991. Psikologi Umum, Rineka Cipta. Jakarta.
· A, Hasan 1989 Bulughul maram dan terjemah, CV . Diponegoro