Surat Dari Sahabat Lama


Judul : Surat Dari Sahabat Lama
link : Surat Dari Sahabat Lama


Surat Dari Sahabat Lama

Terdengar bunyi mesin motor di depan rumahku. Tak usang kemudian, Jack, anjing kesayanganku mulai menyalak kecil. Secepat kilat saya segera menuju ke sana. Di balik pagar terlihat seorang berseragam rapi. Pak pos ternyata. Segera ku menghampirinya.

”Buat Titie.” kata pak pos singkat.
”Oh, buat ku !,” seruku sambil mendapatkan surat beramplop biru itu. Setelah mengucapkan terima kasih, saya segera lari kembali ke kamarku yang letaknya di loteng rumah. Kubuka jendela dan angin sepoi-sepoi menerpa wajahku.

Kuperhatikan surat itu. Dari Melky…. Siapa yach ??? Setahuku, saya ngga’ punya sobat berjulukan Melky. Apalagi, si Melky yang misterius ini alamatnya di Jakarta. Memengnya saya punya sobat orang sana ? Perasaan ngga’ ada ! Tapi si Melky ini kok tahu jikalau nama panggilanku Titie………. Siapa tolong-menolong ia ??? Lelah saya menerka-nerka. Segera kubuka amplop itu dan kutemukan kertas surat berwarna biru yang sama dengan amplopnya. Tak perlu menunggu lagi, saya pribadi membacanya.

Jakarta, 10 Maret 2013
Dear Titie,
Di Tondano

Hai, halo, pha’ kabar ??? ku harap kau sehat-sehat n baik-baiksaja! Eh, sebelum saya teruskan, ngomong-ngomong kau masih kenal saya ngga’??? Aku takut kau telah lupa padaku. Mungkin kau berpikir “siapa sih pemuda sinting yang mengirim surat padaku? Kenal saja ngga’ !“ Syukur deh kalo kau ngga sampe berpikir kaya gitu. Tapi, kalo pikiranmu memang sudah sampe ke situ, ngga’ papa deh! Itu masuk akal saja. Sebenarnya, saya yaitu sobatmu. Kita pernah berkawan. Dulu…….u…..u……..u sekali! Bahkan boleh dibilang, saya u’r best friend!!! Mungkin saya terlalu pede yach. But, yang saya katakan ini benar lho…..

OK deh,kalo kau masih belum ingat, bolehkah saya mengajakmu mengenang n mengingat lagi masa-masa waktu kau masih SD dulu??? (eits, jangan murka lho….. jangan pribadi mengkeranjangsampahkan surat ini ! mungkin, kau pikir saya ini orang asing yang suka mengusik-usik masa kemudian orang laen. But, swear, ini just 4 bantu kau ingat saya lagi! So, baca aja deh……

Sebenarnya, saya ini salah satu sobatmu waktu kau kelas 5 di SDN 8 Tondano. Waktu itu, taon 95.Jadi kira-kira 7 taon yang lalu. So,wajar aja klo kau sudah lupa padaku. Selang waktu 7 tahun tanpa tanpa kabar apapun niscaya membuatmu mengubur segala kenangan tentangku. Apalagi, kau mengenalku hanya dalam waktu 1 tahun saja.

Eh, mungkin kau akan lebih mengingatku kalo saya kau mengenal nama Melke. Ingat ngga’??? begini, coba kau ingat hari kedua di kelas 5. Waktu itu ada seorang anak pemuda pindahan dari Ujung Pandang masuk ke kelasmu. Namanya Melky Randy Christian (itu nama lengkapku). Waktu itu, kau yang yaitu sekretaris kelas menambahkan namaku dalam daftar hadir kelas. Tapi, entah kenapa, kau salah menulis namaku di daftar itu. Namaku menjadi Melke. Akibatnya, dikala guru memanggil absen, mereka menyebut nama Melke sehingga seisi kelas selalu menertawakan aku. Aku yang biasanya dipanggil Kiky, karenanya dipanggil Keke oleh teman-teman. Kau tahu, waktu itu saya murka sekali padamu. Meskipun kau pribadi tiba minta maaf padaku, tapi dendamku padamu tak sanggup kuhilangkan (cie……….) Rasanya, saya ingin memakimu, bahkan menghajarmu bila bisa. Aku tipe anak yang cepat naik darah lho! Tapi itu tak mungkin saya lakukan. Aku hanya anak gres tanpa sobat seorang pun, di kawasan yang sama sekali asing bagiku. Sedangkan kau bagai putri raja yang dilindungi sobat-sobatmu.dan, kau telah menciptakan awal yang jelek bagiku. Waktu itu, sumpah mati, I HATE U !!!!!

Apalagi, kurasa kaulah yang selalu menghambat prestasiku. Kau tahu, di sekolahku yang dulu, saya selalu menerima peringkat 1. Selalu ada pujian-pujian untuk ulangan-ulanganku yang boleh dibilang perfect. Selalu ada acungan jempol untuk apa saja yang kukerjakan. Karangan, lukisan, dan banyak lagi. Tapi, semenjak saya pindah, saya hanya sanggup mengekor di belakangmu. Aku hanya sanggup membayang-bayangimu tanpa punya satupun kesempatan untuk melewatimu.

Paling kuingat ketika kau mengoreksi kiprah matematikaku dikala saya disuruh mengerjakannya di papan tulis.Tahu ngga’, saya aib sekali. Padahal, matematika yaitu pelajaran kesukaanku, bahkan kebanggaanku. Mulai insiden itu, kebencianku padamu makin tumbuh. Aku memang menyembunyikannya. Tapi jauh di dalam hatiku, kau selalu ku anggap musuh, dan saya selalu menunggu dikala yang sempurna untuk membalasmu. Padahal, saya sendiri tahu. Aku sadar, kau tak pernah berbuat sesuatu yang menyakiti hatiku semenjak insiden ‘Melke’ itu. Tapi, entah kenapa………..

Tie, apakah kau masih ingat ketika untuk pertama kallinya nilai ulanganku lebih tinggi dari nilai ulanganmu? Waktu itu saya besar hati sekali. Kurasa, akulah anak terpandai di kelas. Dan kupikir, kau akan menangis dan cemberut seharian alasannya yaitu nilai ulanganmu yang 2 angka di bawahku. Tapi ternyata,kau malah tiba padaku dengan senyum yang sangaaaaaaat manis. Bahkan memintaku menandakan soal yang tak kau mengerti. Aku jadi kalang kabut. Aku bingung! Akan ku bantukah kamu? Padahal, inilah dikala yang sempurna untuk balas dendam. Akhirnya, akupun melaksanakan hal yang sungguh sadis jikalau kupikir-pikir lagi. Ku ambil kertas ulanganmu, ku tertawa melecehkan ketika melihat jawabanmu, kemudian kulemparkan kertas itu ke lantai dan pergi berlari keluar sehabis kau ku sambar. Akibatnya, kau menangis bukan? Sumpah, itulah pertama kalinya saya menciptakan seorang anak wanita menangis. Ada rasa bersalah yang teramat dalam di hatiku. Tapi, entah ada pikiran amis darimana, bukannya saya minta maaf padamu, malahan saya tiba mengejekmu. Dan gres dikala itu kutahu. Rupanya alasannya yaitu saya menyambarmu, kau jatuh dan tanganmu tergores paku di meja dan berdarah. Aku cuma melamun dikala itu. Bahkan ketika kau di antar teman-temanmu ke ruang UKS, saya hanya sanggup memandangmu, tak tahu harus bilang apa. Akibat itu semua, ibu guru menghukumku bangun di atas kursi sambil mengangkat kaki setengah. Dan, mulai dikala itu, saya di cap teman-teman sebagai :

ANAK BARU YANG NAKAL, JELEK, JAHAT, SOMBONG…… dan entah apa lagi predikat jelek lainnya. Yah, alasannya yaitu saya sudah di cap menyerupai itu, jalani saja……..

Akhirnya, kenakalanku meningkat sampe stadium terparah, hehehe. Masih ingat’kan ketika rambutmu yang di kepang 2 itu ku bongkar? Atau ketika PR Bahasa Indonesiamu ku sembunyikan di belakang lemari? Atau ketika baju olahragamu ku gantung di pohan mangga di samping kantin sekolah? Kuyakin kau niscaya ingat ketika kau hampir menangis alasannya yaitu kuhebohkan kau pipis di celana. Hehehe, jahat juga saya yach?!? Dan mulai dikala itu, kau pun menyatakan perang padaku. Tiba-tiba saja, kaupun bermetamorfosis begitu mengerikan(sori, saya ngga menemukan kata yang cocok). Ada-ada saja yang kau buat untuk mempermalukan aku. Tentunya atas pemberian teman-temanmu. Kau yang biasanya pendiam tiba-tiba saja jadi begitu cerewet melaporkan saya pada ibu guru ketika saya bolos piket. Atau tiba-tiba saja suaramu memecah keheningan kelas yang sedang ditugasi membaca dalam hati, cuma untuk melaporkan saya yang lagi akal-akalan membaca, padahal sedang tidur. Pernah juga waktu hari senin dikala kelas kita ditugasi jadi pelaksana upacara bendera, tiba-tiba saja saya ditunjuk jadi pemimpin upacara. Hampir saya lari saking gugupnya. Belakangan saya tahu, ternyata kau yang ‘mempromosikan’ saya kepada wali kelas kita. Belum lagi ketika kau melaporkan pada bu guru dikala saya membawa komik di sekolah, sehingga karenanya komikku di sita, dan saya dieksekusi bangun di depan kelas sepanjang pelajaran IPS. Yang niscaya masih banyak lagi yang terjadi!

Sampai tiba-tiba, suatu hari , Bu Elsye, wali kelas kita mengubah posisi kawasan duduk. Dan betapa kagetnya saya ketika saya harus duduk di sampingmu. Aku masih ingat, kau pribadi memasang wajah masam ketika saya tiba ke sebelahmu sambil membawa tasku. Lalu, yang kuperkirakan pun terjadi. Kita terlibat perang verbal dan alasannya yaitu sebegitu kesalnya aku, ku tarik rambutmu sebagai permulaan. Akibatnya, kupingku di jewer Bu Elsye. Selanjutnya, hari-hari ketika kita berstatus tetangga penuh dengan peperangan. Selalu saja ada yang terjadi. Sering alasannya yaitu saya yang cari-cari masalh, namun kadang juga kau yang menjadi begitu bawel. Terutama ketika sobat sebangku di beri kiprah untuk dikerjakan berdua. Selalu saja kita berdua yang paling ribut di kelas alasannya yaitu mempersoalkan balasan siapa yang benar. Kau selalu memandangku dengan wajah cemberut dan berulangkali menyampaikan bahwa saya harus mengikuti jawabanmu. Otomatis saya ngga’ mau kalah alasannya yaitu kurasa jawabankulah yang benar. Sampe karenanya kita berdua harus dilerai ibu guru, dan ternyata, sehabis diperiksa, balasan kita berdua ngga’ ada yang benar alias salah. Dan untuk pertama kalinya, kita ketawa sama-sama, hingga karenanya tiba-tiba kita sadar jikalau lagi marahan, dan wajahmu berubah jadi cemberut lagi. Tapi mulai dikala itu, kau mulai hati-hati bicara denganku.