Keterangan Ayat Hadits Wacana Berdoa Dan Syarat Terkabulnya Do'a


Judul : Keterangan Ayat Hadits Wacana Berdoa Dan Syarat Terkabulnya Do'a
link : Keterangan Ayat Hadits Wacana Berdoa Dan Syarat Terkabulnya Do'a


Keterangan Ayat Hadits Wacana Berdoa Dan Syarat Terkabulnya Do'a

Bagi seorang muslim do'a merupakan ruhnya ibadah, tanpa berdo'a maka apapun amal yang dilakukan itu akan sia-sia belaka. Seseorang yang tidak pernah berdo'a beliau akan dikatakan sebagai orang "sombong", lantaran orang tersebut beranggapan kuasa atas segala apapun, tidak membutuhkan pertolongan dari manapun. Padahal orang tersebut nyata-nyatanya lemah dan akan mati, bila Allah Swt membiarkan hidupnya begitu saja.

Dapat ditegaskan di sini bahwa kita membutuhkan pertolongan, terutama pertolongan dari Yang Maha Kuasa Allah Swt. Bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah Swt, do'a nya telah dijamin akan diterima / terijabahnya do'a orang tersebut. Hal ini sebagaimana komitmen Allah Swt dalam Al-Qur'an ayat 186 :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu ihwal Aku, maka (jawablah), bergotong-royong Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, biar mereka selalu dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)
Tetapi mengapa sahabat arena ada yang merasa do'anya belum terkabul? atau do'a kita itu belum direalisasikan oleh Allah Swt. Maka sebagai jawabannya bisa dipastikan bahwa do'a kita tersebut belum memenuhi syarat terkabulnya do'a.

Ketika Allah mendapatkan usulan do'a seorang muslim yang meminta permohonan, maka doanya tersebut akan diproses minimal dengan 3 pilihan :
  1. Do'a diijabah, dipenuhi sesuai dengan undangan ketika itu juga.
  2. Do'a diijabah, dipenuhi tidak sesuai dengan permintaan, yang pasti diganti dengan yang lebih baik.
  3. Do'a diijabah, dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, ini bisa diakibatkan lantaran orang yang berdo'a tersebut belum dipercaya Allah mendapatkan apa yang dipintanya tersebut.
Yang terang bagi kita seorang muslim rajin-rajinlah berdo'a lantaran pasti Allah Swt mengabulkan do'a kita. Perhatikan juga syarat terkabulnya do'a, biar terpenuhi dengan cepat sesuai dengan yang diminta. Berikut syarat terkabulnya do'a seseorang :

1. Syarat Do'a harus dengan Ikhlas
Dalam segala hal yang bekerjasama dengan beribadah, harus dilandasi dengan Ikhlas lantaran Allah Swt. Termasuk dalam do'a, bahkan Allah Swt menegaskan dalam QS. Ghafir ayat 14
ادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“ Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Ghafir : 14).
Rasulullah dalam haditsnya pun bersabda ihwal syarat do'a itu harus nrimo lantaran Allah, hal ini termaktub dalam penjelasan hadist ihwal berdoa dalam hadits Nabi :
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa beliau berkata, “Ar-Rabii’ tiba kepada ‘Alqamah pada hari jumat dan jikalau saya tidak ada beliau akan menawarkan kabar kepada saya, kemudian ‘Alqamah bertemu dengan saya dan berkata, ‘Bagaimana pendapatmu ihwal apa yang dibawa oleh Rabii’?’ Dia menjawab, ‘Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan? Karena Allah tidak mendapatkan kecuali doa yang ikhlas.’ Saya berkata, ‘Bukankah itu telah dikatakannya?’ Dia berkata, ‘Abdullah menyampaikan bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa lantaran sum’ah, riya’, dan main-main, tetapi Allah mendapatkan doa orang yang berdoa dengan nrimo dari lubuk hatinya.” (HR. Bukhari)
2. Do'a harus dalam kebaikan, tidak mengandung unsur dosa, permusuhan yang menetapkan tali silaturahmi.
Dalam sebuah hadits Nabi, Rasululloh bersabda dari sahabat Abu Said RA :
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan menetapkan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di darul abadi kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad, derajat hasan)
3. Sehari-hari mengkonsumsi masakan halal dan pakaian yang pantas.
Etika ini ada hubungannya dengan syarat do'a dikabul Allah Swt. Sesuai dengan keterangan hadis Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bergotong-royong Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Seorang lelaki yang lusuh lagi kumal lantaran usang bepergian mengangkat tangan ke langit tinggi-tinggi dan berdoa, ‘Ya Rabbi, ya Rabbi sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimanakah doanya bisa terkabulkan ?” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud usang bepergian dalam rangka beribadah kepada Allah menyerupai haji, ziarah, silaturahim dan yang lainnya.

4. Tidak tergesa-gesa dalam terkabul doa yang sesuai yang beliau pinta
Hal ini sesuai dengan keterangan hadits Nabi berikut ini :
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bergotong-royong Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan dikabulkan undangan seseorang di antara kau selagi tidak tergesa-gesa, yaitu ia mengatakan, ‘Saya telah berdoa tetapi belum dikabulkan’.” (Mutaffaqun ‘alaih)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan’, yaitu seseorang bosan berdoa kemudian meninggalkannya, seolah-olah mengungkit-ungkit dalam doanya atau mungkin beliau berdoa dengan baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam doanya dan menyangka Allah tidak bisa mengabulkan doanya, padahal Allah yakni Dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah habis pemberian-Nya.”

Syaikh Al-Mubarafakturi menjelaskan bahwa Imam Al-Madzhari berkata, “Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan lantaran doa yakni ibadah, baik dikabulkan atau tidak, seharusnya seseorang dihentikan bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi belum waktunya doa itu dikabulkan lantaran segala sesuatu telah ditetapkan waktu terjadinya. Sehingga, segala sesuatu yang belum waktunya tidak akan mungkin terjadi.

Atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan dengan tujuan Allah mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh jadi doa tersebut tertunda pengabulannya biar orang tersebut rajin berdoa. Sebab Allah sangat bahagia terhada orang yang rajin berdoa, lantaran doa menunjukkan perilaku yang rendah diri, menyerah, dan merasa membutuhkan Allah. Orang yang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan begitu pula orang yang sering berdoa akan dikabulkan doanya.
Keterangan ayat Allah dalam firman-Nya :
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku pasti akan Ku perkenankan bagimu.” (QS. Ghafir : 60)
Banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan, seandainya ayat tersebut sesuai dengan zhahirnya (tekstualnya) pasti mustahil doa tersebut ditolak. Jadi, bagaimana maksudnya ?

Ini sanggup dijawab melalui keterangan Hadits Nabi ihwal do'a yang diterima dari sahabat ‘Ubadah bin Shamit, bergotong-royong Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا عَلَى الأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا
“Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti akan mengabulkan atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisal.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)
5. Hendaknya berdoa dengan hati yang khusyu’ dan yakin doanya pasti akan dikabulkan
Keterangan ayat Allah Swt dalam hal berdo'a dalam firman-Nya berikut :
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً
“Berdoalah kepada Rabb-mu dengan tadharru (berendah diri) dan bunyi yang lembut” (QS Al-A’raf : 55)
Bahkan dalam keterangan hadits nabi perihal berdo'a yang diterima dari sahabat Abdullah bin ‘Amr, bergotong-royong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hati itu laksana wadah dan sebagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya. Apabila kalian memohon kepada Allah maka mohonlah kepada-Nya sedangkan kau merasa yakin akan dikabulkan, lantaran sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR Ahmad)
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan kalian yakin akan dikabulkan” yakni pengharusan. Artinya, berdoalah sementara kalian bersikap dengan sifat yang menjadi lantaran terkabulnya doa. Imam Al-Madzhari menjelaskan bahwa hendaknya orang yang berdoa merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya.

Sedangkan yang dimaksud “hati yang lalai” yakni hati yang berpaling dari Allah atau berpaling dari yang dimintanya.

Seandainya ada yang mengatakan, sebagian ada doa yang terkabul dan sebagian yang tidak maka bagaimana kita bisa yakin? Jawabannya, bahwa orang yang berdoa pasti akan dikabulkan dan permintaannya pasti akan diberikan kecuali bila dalam catatan azali Allah doa tersebut tidak dikabulkan. Akan tetapi, mungkin beliau akan dihindarkan dari petaka semisalnya, diganti pahala, atau ditinggakan derajat di akhirat.

6. Manfaatkan waktu mustajab do'a / berdo'a dengan timing yang tepat
Memanfaatkan waktu yang utama untuk berdoa hal ini disebabkan lantaran Allah Swt membuat waktu dengan kemuliaan yang berbeda-beda. Itulah sebabnya Allah bersumpah atas keberadaan jenis waktu yang berbeda. Ada waktu demi masa, demi waktu dhuha, demi malam, demi siang, dsb.
Adapun waktu-waktu yang mustajab untuk doa muslim yang pasti terkabul tersebut di antaranya yakni :
  • Sepertiga malam terakhir
  • Tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
  • Setiap selesai shalat fardhu
  • Pada ketika perang berkecamuk
  • Sesaat pada hari jumat
  • Pada waktu bangkit tidur pada malam hari bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan berdzikir pada Allah
  • Di antara adzan dan iqomah
  • Pada waktu sujud dalam shalat
  • Saat sedang turun hujan
  • Saat maut tiba
  • Malam lailatul qadr
  • Pada hari arafah
Akhirnya, maka mari sahabat semua memohon dengan berdo'a kepada Allah Swt sesuai dengan syarat dan ketentuan berdoa dari keterangan Ayat dan Hadits Rasulullah Saw. Semoga kita senantiasa diberi pertolongan dan hidayah-Nya. Amin
Baca juga artikel menarik dalam situs persahabatan ini kisah do'a yang pasti terkabul.