Judul : Menjalin Ukhuwwah Persaudaraan Persahabatan Dengan Ibadah
link : Menjalin Ukhuwwah Persaudaraan Persahabatan Dengan Ibadah
Menjalin Ukhuwwah Persaudaraan Persahabatan Dengan Ibadah
Salah satu tujuan dari syari'ah Islam ialah tahdzibul fardi; mendidik pribadi-pribadi muslim semoga mempunyai kebijaksanaan pekerti yang tinggi dan menghias diri dengan adat yang mulia. Di antara akhlak-akhlak yang mulia ialah terbentuknya jalinan ukhuwwah persaudaraan dan persahabatan islamiyyah yang besar lengan berkuasa dan juga persaudaraan sesama muslim yang erat. Pembinaan adat untuk menjalin ukhuwah ini dalam pemikiran Islam antara lain diwujudkan dalam pelaksanaan ibadah, menyerupai dalam ibadah shalat. Seorang muslim dididik semoga mempunyai kekuatan keyakinan untuk sanggup mencegah perbuatan keji dan munkar. Demikian pula diperintahkan untuk berjama'ah dalam melaksanakannya. Demikian pula diperintahkan zakat semoga terjalin ukhuwah yang erat antara si miskin dan si kaya, saling membuatkan dan menghilangkan rasa dengki dalam hati.Diperintahkan ibadah haji semoga terjalin ukhuwwah islamiyyah dalam skala internasional, sehingga terjalin erat korelasi persaudaraan antara sesama muslim di seluruh dunia. Diperintahkan ibadah shaum semoga sesama muslim bahkan dengan sesama insan terjalin rasa tenggang rasa dan simpati, yang mengarah kepada sifat persaudaraan.
Begitu pula dalam ibadah penyembelihan binatang qurban. Kaum muslimin dibina semoga hidup bersaudara dengan sesama muslim bahkan mewujudkan kedamaian dengan sesama manusia. Dalam ibadah qurban terselip pesan yang tersirat yang sangat berharga jikalau direnungkan lebih mendalam lagi, yaitu semoga insan melepaskan diri dari sifat kehewanan, menjauhkan diri dari sifat kebuasannya. Hidup tidak menyerupai binatang yang hanya untuk makan dan berkembang biak menurunkan keturunannya saja, dengan tidak menghiraukan halal dan haramnya. Demikian pula dengan menyalurkan birahi jangan menyerupai yang dilakukan oleh hewan, tanpa ikatan pernikahan. Demikian pula dalam hidup kesehariannya hendaknya menjaduhkan diri dari sifat permusuhan, perkelahian dan haus darah, lantaran yang demikian itu ialah sifat-sifat kebinatangan.
Ibadah qurban atau pendekatan diri kepada Allah swt dengan cara menyembelih udhiyah atau binatang qurban merupakan ritual rutin dilakukan setiap idul Adha oleh kaum muslimin yang kebetulan mendapat keluasan dalam rizkinya. Dilihat dari aspek sejarah asal-usul ibadah ini hakikatnya merupakan rekonstruksi sunnah atau cara-cara Nabi Ibrahim as dalam pendekatan dirinya terhadap Sang Pencipta. Di sisi lain sekaligus menawarkan bukti kesetiaan seorang hamba terhadap segala perintah-Nya yang harus diteladani oleh umat insan sesudahnya. Oleh alasannya itu Rasulullah saw memberi pola kepada umatnya semoga senantiasa mengikuti apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim as itu. Jika ditelaah lebih mendalam lagi, dalam ibadah ini terkandung manfaat atau nilai-nilai konkret yang sangat menguntungkan bagi umat insan yang melaksanakannya, baik dilihat dari segi ukhrawiyah atau dari aspek dunyawiyah. Karena bukan semata-mata ritual akan tetapi mempunyai nilai postif dilihat dari aspek sosial dan kultural.