Perkara Yang Sanggup Merusak Iman


Judul : Perkara Yang Sanggup Merusak Iman
link : Perkara Yang Sanggup Merusak Iman


Perkara Yang Sanggup Merusak Iman

Ada banyak hal yang sanggup merusak iman dan keyakinan seseorang, namun pada goresan pena di bawah ini akan dibahas tiga hal saja yang paling besar lengan berkuasa pada keimanan manusia, yaitu: Syirik, Nifak dan Dosa Besar.

Ketiga hal di atas tentu saja harus kita waspadai biar tidak terjebak pada jalan yang salah dan berujung pada kecelakaan dunia dan akhirat. Nudzubillahi min dzaalik. Ketiga hal yang sanggup merusak keyakinan sesorang tersebuat adalah:

Pertama: Syirik Perusak Iman

Islam ialah agama tauhid, yaitu agama yang mempercayai dan meyakini bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta ini hanyalah Allah SWT, Tuhan Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Tauhid ialah dasar terpenting dalam agama Islam, bahkan menjadi jiwa dan saripati agama itu. Tanpa tauhid agama itu menjadi batal dan tidak berarti sama sekali, hingga dengan sendirinya jatuh menjadi “Syirik”, orangnya disebut “Musyrik”.

Musyrik artinya orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang yang mempercayai ihwal masih ada lagi Tuhan selain Allah daerah ia mengabdikan diri. Kaprikornus seseorang telah dinyatakan musyrik apabila ia telah menghormati atau memuja sesuatu, menyamai atau melebihi penghormatan dan pemujaan kepada Allah, termasuk penyembahan kepada patung dan berhala, meminta-minta kepada kuburan atau benda-benda yang dianggap keramat, meyakini adanya benda-benda yang memiliki kekuatan mistik yang sanggup menjaga atau melindungi dirinya dari marabahaya mirip jimat dan lain-lain. Bahkan syirik itu sanggup terjadi pula dalam berdo’a dengan menggunakan washilah atau menggunakan perantara.

Mempersekutukan Allah SWT ialah merupakan dosa besar yang tidak diampuni, sebab mengandung keingkaran dan pengkhianatan terhadap akreditasi kekuasaan-Nya yang mutlak.

Keadaan orang musyrik itu telah digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنْفَعُهُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ

“Ia berdo’a meminta kepada selain Allah, sesuatu yang tidak sanggup memberi mudarat dan tidak pula memberi manfaat kepadanya; yang demikian itu ialah kesesatan yang jauh” (QS. Al-Haj: 12)
Selanjutnya firman Allah dalam ayat lain:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (Syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar” (Q.S An-Nisa: 48)
Termasuk pula kepada perbuatan musyrik ialah riyaa, yaitu bersedekah dan berbuat kebaikan sebab mengharapkan kebanggaan manusia. Mereka berbuat baik sebab ingin dipuji dan dihargai jasanya. Riyaa ini dinamai oleh Nabi SAW dengan “Syirik yang halus”. Sifat tersebut merupakan penyakit rohani yang sangat buruk, niat yang tidak ikhlas, sebab didasarkan berbakti kepada selain Allah SWT, dan bukan berbakti kepada Allah dan bukan sebab mengharap ridha-Nya, sehingga tidak akan diterima oleh Allah SWT. Karena itu Rasulullah SAW telah memperingatkan dengan sabdanya:

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ" قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: "الرِّيَاءُ، . أخرجه أحمد
“ Sesungguhnya yang paling kutakuti atasmu ialah syirik yang kecil, para sobat bertanya: Apakah syirik kecil itu? Rasul menjawab: Riyaa.” (HR. Ahmad)
Mempersekutukan Allah SWT ialah perbuatan yang sangat merusak iman, dan sangat merendahkan martabat insan sebagai makhluk yang dimuliakan Allah dari makhluk-makhluk yang lain. Perbuatan tersebut mematikan logika dan pikiran manusia, hingga mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menempatkan dirinya berada di bawah kekuasaan makhluk atau benda yang lebih kecil daripadanya. Karena itu syirik menjadi sumber kekacauan fikiran insan yang akan menjadikan perbuatan yang akan merugikan hidupnya, sehingga Allah SWT memperingatkan dengan firman-Nya:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan ingatlah saat Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anak ku, janganlah kau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah itu, nyata-nyata kezaliman yang besar”. (Q.S Luqman: 13)
Kedua: Nifak Perusak Iman
Orang yang nifak disebut munafik, berdasarkan istilah agama ialah orang yang pada lahirnya menyatakan beriman kepada Allah dan ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh Rasulullah SAW, tetapi pada batinnya ia tidak percaya sedikitpun. Mereka menamakan dirinya beragama Islam, tetapi sesungguhnya mereka benci dan memusuhi Islam. Mereka menonjolkan diri sebagai penganut agama yang kuat dan setia, tetapi saat pergi ke musuh-musuh Islam, mereka menyatakan bahwa sesungguhnya mereka tidak percaya kepada ajaran-ajaran Islam itu.

Keadaan orang munafik itu telah dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:

وَ مِنَ النَّاسِ مَن يَقُوْلُ آمَنَّا بِاللهِ وَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَ مَا هُم بِمُؤْمِنِيْنَ . يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ مَا يَخْدَعُوْنَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَ مَا يَشْعُرُوْنَ
“Diantara manusa ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar” (QS. Al Baqarah: 8-9).
Di dalam pergaulan sehari-hari sebutan munafik sering dialamatkan kepada orang yang perilaku hidupnya berpura-pura, tidak jujur, lain di verbal lain di hati, tidak sesuai perkataan dengan perbuatannya.

Orang munafik disebut juga orang yang bermuka dua. Sebenarnya mereka itu lebih berbahaya daripada orang musyrik dan orang kafir yang terperinci pendirian mereka. Mereka merupakan musuh dalam selimut yang selalu berupaya untuk menciptakan kerusakan, tipu kebijaksanaan kancil serta berkhianat dalam pergaulan. Akibatnya menjadikan perselisihan, pergolakan dan ketidak tentraman yang amat merugikan dalam kehidupan masyarakat.

Sifat munafik itu ialah penyakit yang bersarang dalam hati manusia. Pada umumnya orang yang bersifat demikian sangat terpelajar menyembunyikan maksud jahatnya, terpelajar bermulut manis, sehingga orang gampang terpengaruh kepadanya. Mereka berlagak mirip pintar, tidak mau mendapatkan hikmah dan peringatan orang, padahal sesungguhnya mereka bodoh. Mereka ialah orang yang selalu dalam keragu-raguan, tidak berpendirian yang tetap, menyerupai baling-baling di atas bukit, berputar berdasarkan arah angin berhembus. Hidup mereka penuh dengan tipu muslihat, tujuan nya hanya mengacau dan merusak.

Mereka melaksanakan tipu kebijaksanaan kancil itu tidak saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah SWT. Jika ada orang yang melihatnya beliau bersedekah ibadat dilakukannya mirip bersungguh-sungguh, tetapi bila tidak ada yang melihatnya dilakukan dengan bermalas-malasan atau setengah hati (karena keragu-raguannya itu). Mereka bersifat riyaa, tidak ikhlas, semata-mata mengharap kebanggaan dan sanjungan, bukan didorong oleh rasa kesadaran dan tanggung jawab.

Sifat munafik ialah sifat yang amat rendah dan keji yang memperlihatkan kebejatan moral seseorang. Iman menjadi rusak, sebab perbuatannya sangat bertentangan dengan norma-norma agama nilai-nilai kemanusiaan, sehingga Allah SWT mengancam mereka dengan firman-Nya:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka akan menerima siksaan yang pedih” (QS. An-Nisa: 138)
Maka berhati-hatilah dengan sifat orang munafik ini, dan jauhilah sifat tersebut, sebab sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat serta merusak bagi keimanan sehingga menerima kemurkaan Allah SWT.

Rasulullah telah menjelaskan kebusukan hati orang munafik dengan ciri-ciri sebagimana dalam riwayat hadits berikut ini:
“Empat perkara, siapa yang ada empat kasus tersebut pada dirinya, dialah orang munafik, dan yang ada setengah dari empat kasus itu, termasuk pula setengah orang munafik hingga ia meninggalkan semuanya: 1. Bila berbicara beliau berdusta 2. Kalau berjanji tidak ditepatinya 3. Jika telah menyanggupi (dipercaya) beliau khianat 4. Manakala berbantah beliau berkeras kepala”. (HR. Buhkhari dari Ibnu Umar)

Ketiga: Dosa Besar Perusak Iman

Dosa ialah perbuatan atau tingkah laris yang bertentangan atau melawan aturan dan peraturan-peraturan Allah SWT, yakni perbuatan jahat, keji dan maksiat yang tidak diridhoi oleh Allah.

Orang yang berdosa akan menerima tanggapan siksa dari Allah dan tempatnya di dalam neraka bila tidak menerima ampunan Allah SWT. Sedang kepada orang taat dan berbuat baik diberikan pahala, dan daerah nya di dalam surga. Firman Allah:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, pasti beliau akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, pasti beliau akan melihat (balasan)nya pula” (Az Zalzalah: 7-8)
Dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang besar dan ada pula yang kecil. Dinamakan dosa besar, sebab besar ancaman dan akibatnya, sedang dosa yang kecil, sebab kecil pula ancaman dan akibatnya. Semua dosa baik yang besar maupun yang kecil ialah terlarang memperbuatnya, sebab berakibat jelek bagi pelakunya dan mengakibatkan rusaknya keimanan seseorang.

Setiap orang sanggup mencicipi perbuatan yang mendatangkan pahala dan dosa itu. Perbuatan baik akan menawarkan kesan yang baik pula kepada jiwa, dimana hatinya merasa tentram mengerjakannya, mirip taat beribadah, suka menolong, jujur, menepati kesepakatan dan sebagainya. Sebaliknya dosa menawarkan kesan jelek kepada jiwa, sehingga orang diliputi kekhawatiran dan kegelisahan, tidak tentram dan tidak suka terlihat orang lain, mirip melanggar aturan Allah, berkhianat, menipu, mencuri, durhaka kepada ibu-bapak dan sebagainya. Nabi bersabda dalam sebuah hadits:

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : البرّ حسن الخلق ، والإثم ما حاك في نفسك ، وكرهت أن يطلع عليه الناس - رواه مسلم .
“Kebaikan itu ialah baik kelakuan (tentram hatu melakukannya), dan dosa itu ialah sesuatu yang menggores di dalam dada (tidak tentram hati melakukannya) dan engkau tidak suka akan terlihat oleh orang”. (HR. Muslim).

Demikian hal-hal perkara yang sanggup merusak iman seseorang, yaitu: Syirik, Nifak dan Dosa besar. Semoga kita selalu sanggup menghindar dan menjauhi ketiga hal tersebut di atas.

By: Aswan