Mata Pelajaran Gres Kurikulum 2013 Prakarya Dan Kewirausahaan


Judul : Mata Pelajaran Gres Kurikulum 2013 Prakarya Dan Kewirausahaan
link : Mata Pelajaran Gres Kurikulum 2013 Prakarya Dan Kewirausahaan


Mata Pelajaran Gres Kurikulum 2013 Prakarya Dan Kewirausahaan


Bagi anda yang membutuhkan informasi perihal mapel gres di kurikulum 2013 yang akan diberlakukan ada sebuah mata pelajaran kurikulum 2013 yang berjulukan Prakarya dan Kewirausahaan. Mata Pelajaran gres kurikulum 2013 ini ialah sebuah pelajaran di Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan termasuk di Madrasah Aliyah (MA) yang tergolong pada pelajaran inti termasuk kategori pengetahuan.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kurikulum sebelumnya ada sekarang diintegrasikan ke semua mata pelajaran. Untuk guru pemegang TIK tidak perlu khawatir tidak mengajar ada peralihan yang mungkin sanggup ditawarkan, tentunya dengan pertimbangan kemampuan dan komptensi guru yang bersangkutan. Tetapi siapapun orang yang bersungguh-sungguh mau belajar, tidak tidak mungkin akan bisa menguasai dan mempelajarinya dengan baik.
Bagi para guru calon pemegang pelajaran Prakarya dan kewirausahaan di semua jenjang, wajib mengetahui terlebih dahulu pengantar komptensi inti dan kompetensi dasar yang merupakan standar komptensi untuk mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.
Di bawah ini ialah uraian mengenai silabus pengantar komptensi inti dan komptensi dasar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Bagi Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum dan termasuk para calon pemegang mata pelajaran inti kiranya penting membaca uraian di bawah ini.

PENGANTAR
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah (MA)

Pengertian
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sanggup digolongkan ke dalam pengetahuan ­transcience-knowledge, yaitu membuatkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan wangsit dan gagasan biar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, administrasi dan ekonomis.

Rasional
Dalam kehidupan dan berkehidupan, insan membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta memiliki nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu training berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanujutnya.

Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi dibutuhkan meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan insan Iondonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil kearfian lokal menuju teknologi terbarukan. Pelatihan dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projektif biar memberi dampak kepada pendidikan huruf yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus materi pelajaran, sehingga menurut nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.

Tujuan
Tujuan pembelajaran Praklarya dan Kewirausahaan tergambarkan pula dalam sketsa di Arah sebagai berikut:

Arah pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
  1. Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan final memiliki keterampilan ekonomis.
  2. bertujuan sebagai pendidikan formal menghasilkan kualitas insan yang memiliki wawasan penciptaan berbasis pasar. 
 

Tujuan formal pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan
Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan sanggup diuraikan sebagai berikut:
Memfasilitasi akseptor didik bisa berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan teknologis
Melatih memanfaatkan media dan materi berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.
Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi), mengemas, dan perjuangan menjual menurut prinsip ekonomis, ekosistemik dan ergonomis

Ruang lingkup materi
Lingkup materi pelajaran Prakarya di Sekolah Menengan Atas sederajat diadaptasi dengan potensi sekolah, tempat setempat, alasannya ialah sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di tempat tersebut. Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya dan sosiologis. Ekonomis, alasannya ialah pada tingkat usia cukup umur sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan biar tidak tertinggalkan konsep kemandirian pasca sekolah. Budaya, alasannya ialah prakarya bergotong-royong ialah pengembangan materi kearifan lokal yang telah sanggup diidentifikasi dalam sejarah arkeologis bisa mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional. Sosio0logis, alasannya ialah teknologi tradisi ternyata memiliki nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Oleh jadinya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau materi asuh yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan menurut kebutuhan utama tempat tersebut, biar membekali secara keteknikan maupun wawasan wangsit yang berasal dari teknologi kearifan lokal.
Dasar teknologi dan estetika lokal ini mempnyai nilai etnik dan niklai keterjualan, oleh jadinya dikembangkan menurut sistem teknologi terbarukan sehingga memperoleh efektivitas dan efisiensi.

3. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam mekanisme pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan banyak sekali tahapan dan beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai pemahaman karya orang lain. Pembuat pola menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan maka hasil final tidak akan menyerupai yang dibutuhkan oleh pembuat pola dan motif hiasnya. Prosesdur semacam ini memperlihatkan nilai edukatif bila dilaksanakan di sekolah.
Kerajinan tangan yang diproduksi maupun direproduksi dikemasulang dengan sistem teknologi dan ekosistem biar efektif dan efisien menurut potensi lingkungan yang ada.

4. Rekayasa
Rekayasa yang diartikan perjuangan memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, menyerupai menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya, konsep teknologi untuk membuatkan diri dengan kemampuan yang diperoleh dari berguru tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun produk untuk memungkinkan inovasi produk gres yang lebih berperan dan kegunaan.
Prinsip rekayasa ialah mendaurulang sistem, materi serta wangsit yang diadaptasi dengan perkembangan jaman (teknologi) terbarukan. Oleh jadinya rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi tempat setempat menuju karya yang memiliki nilai keterjualan yang tinggi.

5. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk biar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memperlihatkan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan rutinitas, menyerupai kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka seorang pembudidaya harus memahami kartakter tumbuhan atau binatang yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran echosystem menjadi langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.
Manfaat edukatif budidaya ini ialah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan sanggup dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budidaya bergotong-royong sanggup diangkat dari kehidupan sehari-hari yang variatif, alasannya ialah masing-masing tempat memiliki potensi kearifan yang berbeda.
Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi tradisi, namun telah memperlihatkan konsep budidaya yang memperhitungkan musim, namun belum memiliki standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya dibutuhkan bisa menemukan wangsit pengembangan berbasis materi tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau materi tersebut.

6. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, membuat materi dasar menjadi benda produk jadi biar sanggup dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan ialah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi materi tersebut. Oleh jadinya kerja pengolahan memakai desain system, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh: membuat kuliner atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain secara sempurna akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa pengecap dan bau-bauan biar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian akseptor didik adalah: training rasa yang sanggup dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan teknologi tradisi yang sederhana, namun telah memperlihatkan konsep pengolahan yang aplikabel namun belum memiliki standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya dibutuhkan bisa menemukan wangsit pengembangan berbasis materi tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau materi tersebut.

Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Prakarya dan Kewirausahaan ialah karya yang memiliki nilai keterjualan oleh jadinya karya tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya menurut logika matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar sanggup dilakukan melalui:
  • Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun pasar yang menjadi materi eksplorasi, ekspreimentasi dan eksperiensi, melalui aktivitas melihat, membaca, mendengar, mencermatinya, meneliti banyak sekali objek alami maupun artifisial dengan metoda dan taktik kunjungan lapangan, kajian pustaka, dan benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan mencipta karya visual;
  • Mendorong keingintahuan pesertadidik sehabis melaksanakan pengamatan banyak sekali tanda-tanda alami, artifisial maupun sosial dengan merumuskan pertanyaan menurut kaitan, imbas dan kecenderungannya;
  • Mengumpulkan data dan membuat karya dengan merumuskan daftar pertanyaan menurut hasil identifikasi, memilih indikator keterjualan, kelayakan penampilan (estetik-ergonomis) dengan melaksanakan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan tanda-tanda preferensi pasar (marketable) sebagai inspriasi membuat karya;
  • Melakukan analisis dan merekonstruksi hasil ciptaannya berupa fakta, konsep, mekanisme dan dalil baik yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal, maupun modern, dan produktif dan reproduktif yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.
  • Menampilkan kembali hasil ciptaannya secara oral dan karya secara protofolio menurut hasil olahan secara pribadi, kelompok maupun projektif sehingga memiliki nilai keterjualan serta memiliki wawasan pasar yang sesuai dengan lingkungan tempat maupun nasional.
  • Merekonstruksi karya Prakarya secara teknologi, seni dan hemat (efisiensi dan efektivitas) yang sanggup dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi terbarukan dan keterjualan.
Penilaian karya Prakarya dan Kewirausahaan melalui: produk dan proses, memakai tes yang disiapkan menurut standar penciptaan atau indikator lapangan (criterion refference test) maupun nontes melalui asesmen proses (norm refference test) sebagai authentic-asessment

1. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian ialah untuk mengetahui tingkat wawsan serta produksi dan kreasi Prakarya dan Kewirausahaan bagi akseptor didik telah menguasai kompetensi dasar tertentu sesuai dengan Kompetensi Dasar menurut indikator ketercapaian. Selain itu, penilaian juga bertujuan:
  • mengetahui tingkat pencapaian hasil berguru akseptor didik;
  • mengukur perkembangan kompetensi akseptor didik; mendiagnosis kesulitan berguru akseptor didik;
  • mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian kurikulum;
  • mendorong akseptor didik berguru dan membuatkan diri;
  • sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
2. Bentuk Instrumen Penilaian (Mengacu standar penilaian)
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini sanggup memanfaatkan banyak sekali bentuk instrumen penilaian yang diadaptasi dengan metode, taktik pembelajaran dan ketercapaian kompetensi yang didasarkan pada indikator yang telah ditentukan sebelumnya.

Bentuk instrumen tersebut sanggup berupa:
  • Pertanyaan lisan, yang berfungsi sebagai penilaian formatif selama pembelajaran berlangsung
  • Pertanyaan tertulis, sanggup berbentuk:
  1. Pilihan Ganda, digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan sanggup lebih dikembangkan pada tingkat aplikasi (terapan) dan evaluasi.
  2. Uraian Objektif, digunakan untuk mengetahui perolehan kesimpulan, tafsiran dari akseptor didik. Untuk itu, pendekatan pembelajaran harus bermakna.
  3. Uraian bebas, digunakan untuk mengukur kemampuan akseptor didik pada ranah kognitif terkait dengan pengembangan prakarya berbasis kewirausahaan.
  4. Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa disusun menurut urutan kategori kegiatan: berkarya atau dan kiprah yang memberi citra perkembangan kompetensi pesertadidik, sekaligus digunakan sebagai materi penilaian proses.
  5. Unjuk kerja (UK) digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi akseptor didik dalam praktik. Penilaian UK bekerjasama dengan sikap, etika dan estetika sebagai dampak proses pembelajaran keterampilan Prakarya dan Kewirausahaan. Sebagai kelengkapan pengembangan penilaian otentik sanggup melihat sketsa di atas.

Bentuk instrumen nontes tersebut sanggup berupa:
  1. Pengamatan eksklusif dikala pesertadidik berkarya, dengan mencata sikap menurut minat, keingintahuan, serta kemampuan memecahkan duduk kasus secara pribadi maupun kelompok.
  2. Pencatatan kemajuan kinerja pesertadidik melalui kemampuan mengatasi maslaah, serta memfinishing karya yang sanggup disajikan secara terbuka, tertulis, maupun bentuk benda.
  3. Unsur yang dinilai: estetik, ergonomis, kreatif, hygienis, ketepatan, kecepatan dan kecakapan menurut jenis dan materi pelajarannya.