Dongeng Rasululloh Dan Sahabat Akasyah Yang Mengharukan


Judul : Dongeng Rasululloh Dan Sahabat Akasyah Yang Mengharukan
link : Dongeng Rasululloh Dan Sahabat Akasyah Yang Mengharukan


Dongeng Rasululloh Dan Sahabat Akasyah Yang Mengharukan

Teladan Rasul memang patut dicontoh dalam semua hal termasuk dikala bersama para sahabat-sahabatnya. Diceritakan dalam buku Kisah Teladan Rasulullah bahwa pada pada suatu hari Rasulullah SAW meminta beberapa sahabat membawanya ke Masjid. Ini merupakan kisah Rasulullah bersama Akasyah / Ukasah dan sahabat Nabi lainnya. Rasulullah di dudukkan atas mimbar, kemudian Rasulullah meminta Bilal memanggil semua para sahabat tiba ke masjid.

Rasulullah SAW bersabda, "Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah saya sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu yakni Tuhan yang layak disembah?". Semua sahabat menjawab dengan bunyi bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT yakni Tuhan yang layak disembah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya saya telah memberikan amanah ini kepada mereka." Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menyebabkan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, saya akan pergi bertemu Allah. Dan sebelum saya pergi, saya ingin menuntaskan segala urusan dengan manusia. Maka saya ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah saya berhutang dengan kalian? Aku ingin menuntaskan hutang tersebut. Karena saya tidak mau jikalau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata,"Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang dengan Rasulullah.”

Tiba-tiba berdiri seorang lelaki yang berjulukan Akasyah. Lalu, ia berkata, "Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan duduk perkara ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka saya minta kau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa.”

Maka sahabat Akasyah pun mulai bercerita, "Aku masih ingat dikala perang Uhud dulu, satu dikala engkau menunggang kuda, kemudian Engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi, cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda, bekerjsama cemeti itu terkena pada dadaku alasannya yakni dikala itu saya berdiri di sebelah belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah.”

Mendengar yang demikian, Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya itu yakni hutang wahai Akasyah. Kalau dulu saya pukul engkau, maka hari ini saya akan terima hal yang sama."
Dengan bunyi yang agak tinggi, Akasyah berkata, "Kalau begitu saya ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Akasyah seolah-olah tidak merasa bersalah menyampaikan demikian. Sedangkan dikala itu sebagian sahabat berteriak memarahi Akasyah.
"Sesungguhnya engkau tidak berperasaan wahai Akasyah. Bukankah Baginda sedang sakit?"

Akasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cemeti di rumah Fatimah.
Setelah mengambil cemeti, Akasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba-tiba, Abu bakar berdiri menghalangi Akasyah sambil berkata, "Wahai Akasyah kalau kau hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah temannya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku.”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW, "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini antara saya dengan Akasyah."
Akasyah menuju ke hadapan Rasulullah. Tiba-tiba, bangunlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW, yaitu Hasan dan Husein. Mereka berdua merayu dan meronta.

"Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami wahai Paman. Sesungguhnya kami ini yakni cucu kesayangan Rasulullah, pukullah kami wahai Paman."

Begitu hingga di tangga mimbar, dengan tegasnya Akasyah berkata, "Bagaimana saya mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan saya di bawah. Kalau engkau mau saya pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang insan terbaik. Rasullah meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, kemudian dengan bunyi tegas Akasyah berkata lagi:
"Dulu waktu engkau memukul aku, saya tidak menggunakan baju, Ya Rasulullah"

Tanpa berlama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah badan Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa buah kerikil terikat di perut Rasulullah menunjukan Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Wahai Akasyah, bersegeralah dan janganlah kau berlebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu."

Akasyah terus menghampiri Rasulullah SAW, tangan yang memegang cemeti untuk dipukulkan ke badan Rasulullah SAW, rupanya dilempar cemeti itu sambil terus memeluk badan Rasulullah SAW seerat-eratnya.

Sambil berteriak menangis, Sahabat Nabi Akasyah tersebut berkata, "Ya Rasulullah, ampunkanlah aku, maafkanlah aku, mana ada insan yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja saya melakukannya supaya saya sanggup merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena sesungguhnya saya tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sesungguhnya saya takut dengan api neraka. Maafkanlah saya ya Rasulullah."

Rasulullah SAW dalam keadaan sakit berkata,"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat hebat Syurga, maka lihatlah Akasyah."

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Itulah dongeng Kisah Rasululloh bersama Sahabat Akasyah Yang Mengharukan atas sikap moral mulia dari Nabi Muhammad SAW. Semoga jadi ibroh bagi kita semua.