Judul : Puisi Berjudul Hujan Kecil
link : Puisi Berjudul Hujan Kecil
Puisi Berjudul Hujan Kecil
Setelah usang tidak menulis tiba-tiba ada wangsit ke pikiran harus menyampaian sebuah karya yang sangat anggun yakni puisi dengan judul "Hujan Kecil" yang ditulis oleh seseorang berjulukan Budi Sabarudin. Puisi tersebut menggambarkan ungkapan hati seorang abang kepada adiknya dengan nuansa sedih. Keinginan dari pembaca puisi tersebut ingin mengenalkan bagaimana Tuhan berkehendak di alam semesta.
Mengetahui resensi puisi berjudul Hujan Kecil, kemudian menghayatinya dengan benar akan menawarkan pencerahan kepada hati yang sedang bingung gulana. Apresiasi pada kata-kata puitis tersebut seharusnya dengan membaca, merenung dan menawarkan perilaku postif dalam kehidupan insan sehari-hari. Dimana abang yang sebentar lagi akan meninggalkan seorang adik mengungkapkan isi hati dengan sajak yang penuh makna dengan nuansa religi, mengajak menghayati hakikat arti kehidupan ini.
Berikut ialah puisi atau sajak dengan judul HUJAN KECIL :
Ini kali kepergianku tinggal menghitung detik
Apalagi yang mesti kutafsir dari peta jiwa masing-masing
Pulau-pulau mengecil
Mengambang
Berjauhan dalam sepi
Ada hujan kecil jatuh dari langit
Mengalir pada bukit-bukit yang perlahan tenggelam
Suaranya seolah-olah butir-butir pasir atau kalikali kerikil meluruhi badan kita
“Takdir itu tak selamanya menggembirakan,” katamu
Tapi ribuan tahun kuintip kekosongan itu
Bagai sufi merindurindu Tuhan dalam zikir yang abadi
Juga senyum sang penujum membaca nasib
Dari batu-batu yang ditangkap dari dunia gaib
Adikku…
Ada nyanyian gugur daun-daun kemboja
Mengisahkan angin berdesaudesauan
dari pedih dan sakitnya pekuburan
Diantara kepiluan batangbatang bau tanah belitan akar-akar, rantingranting kering, dan tanah lembab
Cobalah… sebentar saja… dengarkan suaranya itu, Kekasih
Diambil dari situs republika ditulis di : Serang-Banten, 29 Mei 2001-Tangerang, pada 30 Agustus 2013.
Demikian renungan puisi yang ingin disampaikan untuk sahabat melalui situs ini. Mudah-mudahan karya sajak di atas bermanfaat untuk para sahabat semuanya. Amin
Mengetahui resensi puisi berjudul Hujan Kecil, kemudian menghayatinya dengan benar akan menawarkan pencerahan kepada hati yang sedang bingung gulana. Apresiasi pada kata-kata puitis tersebut seharusnya dengan membaca, merenung dan menawarkan perilaku postif dalam kehidupan insan sehari-hari. Dimana abang yang sebentar lagi akan meninggalkan seorang adik mengungkapkan isi hati dengan sajak yang penuh makna dengan nuansa religi, mengajak menghayati hakikat arti kehidupan ini.
Berikut ialah puisi atau sajak dengan judul HUJAN KECIL :
Ini kali kepergianku tinggal menghitung detik
Apalagi yang mesti kutafsir dari peta jiwa masing-masing
Pulau-pulau mengecil
Mengambang
Berjauhan dalam sepi
Ada hujan kecil jatuh dari langit
Mengalir pada bukit-bukit yang perlahan tenggelam
Suaranya seolah-olah butir-butir pasir atau kalikali kerikil meluruhi badan kita
“Takdir itu tak selamanya menggembirakan,” katamu
Tapi ribuan tahun kuintip kekosongan itu
Bagai sufi merindurindu Tuhan dalam zikir yang abadi
Juga senyum sang penujum membaca nasib
Dari batu-batu yang ditangkap dari dunia gaib
Adikku…
Ada nyanyian gugur daun-daun kemboja
Mengisahkan angin berdesaudesauan
dari pedih dan sakitnya pekuburan
Diantara kepiluan batangbatang bau tanah belitan akar-akar, rantingranting kering, dan tanah lembab
Cobalah… sebentar saja… dengarkan suaranya itu, Kekasih
Diambil dari situs republika ditulis di : Serang-Banten, 29 Mei 2001-Tangerang, pada 30 Agustus 2013.
Demikian renungan puisi yang ingin disampaikan untuk sahabat melalui situs ini. Mudah-mudahan karya sajak di atas bermanfaat untuk para sahabat semuanya. Amin